Pertanian Vertikal yang Ramah Laut

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2016 09:40 WIB
Menyusutnya populasi ikan mendorong nelayan ini mencoba sesuatu yang tak biasa.
Rumput laut. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bren Smith sebelumnya bukanlah seorang eco-avenger. Warga Kanada yang tinggal Amerika ini memulai kehidupan profesionalnya sebagai nelayan komersial dengan menangkap kepiting dan ikan cod di lepas pantai Alaska dan New England.

Tapi, seperti diberitakan Food and Wine, kemudian populasi ikan menyusut. Smith menyadari ada yang harus diubah. Pasti ada cara menjaga keberlangsungan yang dapat dipelajari dari laut.

Pertama, dia beralih ke pertanian tiram, menyewakan tempat pengembangbiakan kerang (shellfish beds) di Connecticut, yang tak lama kemudian porak poranda oleh badai Irene dan Sandy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka Smith mencoba sesuatu yang tak biasa. Dia membuat pertanian secara vertikal, naik hampir 2 meter dari seabed.

Terinspirasi dari penelitian tentang pertanian rumput laut oleh Dr. Charles Yarish, dia menyambungkan tali-tali ke pelampung angguk (bobbing buoys) yang ditahan di tempat oleh jangkar tahan badai.

Tali-tali tersebut menahan semua tanaman Smith yang bermanfaat bagi alam. Ada alga cokelat (Saccharina latissima) yang menyerap karbon dioksida, kerang-kerangan seperti tiram, mussels, dan scallops yang menyaring nitrogen keluar dari air.

Tambahan lagi, pertanian ini selain ramah laut, petani tak butuh pupuk, air ekstra, atau pestisida.

Smith berencana membantu menciptakan lima pertanian laut vertikal baru per tahun untuk lima tahun ke depan di New England. Sembilan di antaranya sedang dikerjakan.

Dia akan mendukung pertanian baru dengan membeli 80 persen rumput laut mereka dengan harga premium untuk lima tahun pertama. Organisasi non-profit-nya, GreenWave, yang baru-baru ini mendapat hibah US$100 ribu atau setara Rp1,3 miliar dari Buckminster Fuller Institute, yang juga akan membantu melatih para petani.

Model Pertanian Laut 3D milik Smith adalah inovasi alami yang hebat. Rasa kerangnya juga lezat, namun sayangnya, Smith tak dapat nikmati. Sebuah kecelakaan saat bertukang bukan hanya meninggalkan bekas luka, tapi juga membuatnya alergi pada hewan laut. Alasan dia melakukan semua itu hanya untuk alasan yang baik.

(sil)
ARTIKEL
TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER