Jakarta, CNN Indonesia -- Jika kita membiarkan sisa makanan bertimbun dan membusuk, beberapa hal buruk dapat terjadi. Selain baunya busuk, metana, gas rumah kaca, akan dilepaskan ke atmosfer yang ikut jadi penyebab perubahan iklim.
Selain itu, kita menyia-nyiakan kesempatan memanfaatkan gas untuk tujuan yang lebih baik.
Padahal, seperti dilansir
Food and Wine, melalui proses yang disebut pengolahan anaerobik, contohnya, kita dapat mengubah sampah cair jadi biofertilizer, sampah padat jadi kompos. Sampah gas dapat diubah jadi panas, listrik, dan bahkan bahan bakar yang dapat diperbarui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, kita tidak melakukan itu semua.
Menurut laporan terbaru organisasi nonprofit ReFED, ada lebih dari 2000 tempat di AS yang menggunakan pengolahan anaerobik, tapi kurang dari 50-nya berfokus pada pengolahan sisa makanan menjadi produk yang berguna.
Hambatan utama adalah pertimbangannya jangka pendek dan terbatasnya anggaran. Satu fasilitas pengolahan anaerobik yang besar berharga setidaknya US$20 juta atau setara Rp262 miliar.
Analisis mereka, penulis laporan itu mengkhususkan daerah seperti Las Vegas, Nevada dan Tampa, Florida karena menunjukkan potensial keuntungan. Di tempat-tempat itu, biaya pembuangan rendah dan biaya pengumpulan tinggi “sehingga tak mungkin proyek ini dikembangkan tanpa tambahan dukungan kebijakan.”
Disimpulkan, proyek mengubah sampah menjadi gas, listrik, bahan bakar hanya bisa jika harga teknologi lebih murah atau pemerintah mengubah kebijakan. Jika tidak, tumpukan sisa makanan akan makin tinggi.
Masyarakat Amerika membuang sekitar sepertiga makanan yang diproduksi di negara itu. Secara kuantitatif, jumlahnya 65 ribu ton makanan di AS saja pada 2015. Dan pastinya bau sekali.
(sil)