Jakarta, CNN Indonesia -- Darshan Karwat, mahasiswa program doktor Universitas Michigan, Amerika Serikat, jadi buah bibir karena tidak buang sampah sepanjang masa studinya.
Selama 2,5 tahun, Darshan tidak menyentuh makanan siap saji, baju baru, bahkan tisu toilet. Dia berkomitmen untuk hidup dengan sampah seminimal mungkin atau tanpa sampah sama sekali.
Saat keluar dari asramanya, Darshan hanya punya total dua kantung plastik, yang dia ‘koleksi’ selama dua tahun lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Darshan Karwat, pria India yang tidak pernah buang sampah selama 2,5 tahun. (Facebook/Darshan Karwat) |
Darshan, yang berdarah India, memulai gaya hidup tanpa sampah saat dia mulai berkuliah. Di tahun pertama, dia ‘hanya’ memproduksi sekitar 3,5 kg sampah. Di tahun kedua, jumlah itu sukses dia tekan hingga 2 kg saja. Angka yang sangat kontras dengan rata-rata produksi sampah harian masyarakat Amerika Serikat yang berjumlah 750 kg setahun.
Melansir laman
Oddity Central, Darshan mengatakan proyek hidup tanpa sampah tersebut, terinspirasi dari sebuah acara radio tentang pasangan Inggris yang hidup tanpa sampah.
“Saya berjalan pulang ke rumah dari kampus dan bilang pada teman sekamar saya, bahwa saya pasti bisa melakukan gaya hidup tanpa sampah,” kata Darshan, dalam sebuah wawancara dengan
Washington Post.Darshan mengatakan dia mulai dari menganalisis jenis sampah harian yang dia produksi. “Kebanyakan isinya berupa gelas plastik, botol minuman kemasan dan kertas,” kata dia.
Sejak saat itu, Darshan langsung mengubah gaya hidupnya. Dia tidak lagi menggunakan gelas plastik ataupun membeli minuman kemasan. Dia juga membatasi penggunaan kertas.
Tak mudah memang. Darshan mengakui dia harus membuat banyak pengorbanan. Termasuk tidak lagi membeli makanan favoritnya, agar tidak memproduksi sampah. Dia juga tidak lagi membeli baju baru, juga hanya minum dari botol yang selalu dia bawa kemana-mana.
“Intinya saya berhenti berbelanja. Tidak ada gadget, furniture atau bahkan gelas baru,” ujar Darshan.
Kemana-mana, dia selalu membawa piring, garpu, dan sendok sendiri, guna menghindari pemakaian peralatan makan plastik, yang bisa menjadi sampah. Selain itu, Darshan juga melakukan daur ulang untuk sampah yang masih bisa digunakan, serta menjadikan sisa makanannya sebagai kompos.
Selama dua tahun ‘puasa’ sampah, Darshan mengatakan dia sekarang kerap merasa terganggu dengan orang yang dengan mudah membuang sampah sembarangan.
“Jika semua orang bisa menghemat sampah mereka, saya yakin dunia akan jauh lebih baik,” kata dia.
Menurut Darshan, gaya hidup tanpa sampah bisa diadaptasi semua orang, yang akan berkontribusi besar terhadap pengurangan produksi sampah dunia.
(les)