Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 500 penari akan ikut ambil bagian dalam pawai budaya di panggung terbuka Balai Budaya Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (16/4) mendatang.
"Mereka telah melakukan latihan persiapan di halaman Pura Batuyang, Batubulan," kata Tim Pembina tari I Nyoman Sunarta, di Gianyar, Bali, Senin (11/4), seperti dilansir
Antara.
Ia mengatakan, ke-500 penari dan penabuh terlibat dalam kolaborasi untuk memeriahkan kegiatan seni dan budaya yang berlangsung di Kota Gianyar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pawai budaya kali ini mengusung tema
Karang Awak di Tengah Globalisasi. Sesuai dengan kesepakatan, Desa Batubulan Kangin berkesempatan menggarap fragmen tari tentang Karang Awak masa kini.
Sedangkan duta Kecamatan Ubud akan menampilkan parade karya seni budaya, di antaranya mepeed, "arak-arakan", mobil hias, gebogan, bleganjur, gong suling, barisan jegeg bagus, dan jerimpen yang menggambarkan identitas desa setempat.
Sunarta menjelaskan, "Karang Awak" dalam era modern ini dapat diartikan sebagai kekuatan yang terpendam dalam diri seseorang untuk mencari jati diri sesungguhnya.
Dalam Bhuwana Alit, terdiri atas berbagai molekul kehidupan berupa sarwa prani, hutan, beburon, dan seisi alam semesta. Partikel tersebut akan memberikan energi, yang saling terkait dan memberi kehidupan bagi manusia.
"Karang Awak mengajarkan manusia tentang betapa pentingnya menjaga alam raya," ujarnya.
Fragmentari dari Desa Batubulan Kangin akan menampilkan berbagai tari yang masih tetap populer di masa kini, yaitu kecak, legong Sang Hyang, barong, rangda, dan semar pegulingan.
(sil)