Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian menyebutkan bahwa menikah punya manfaat bagi kesehatan. Studi menunjukkan bahwa pasangan yang menikah punya usia lebih panjang dibanding para lajang.
Di sisi lain, pernikahan juga sangat menguntungkan bagi kaum adam. Alasannya, dengan menikah, pria memiliki pasangan yang bisa merawat dan menjaga kesehatan mereka.
Tapi, studi juga mengungkapkan bahwa bagi wanita, pernikahan, seringkali jadi pemicu stres dan depresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Caterina Trevisan dari University Padova mengatakan, penelitiannya menunjukkan bahwa pernikahan merupakan beban berat bagi wanita.
“Wanita menikah umumnya mengalami efek merugikan sebagai perawat keluarga. Wanita lah yang membaktikan diri merawat suami dan anak-anak, tanpa meninggalkan peran lainnya sebagai karyawan, anak, teman atau saudara,” terang Trevisan, dikutip
Independent.
Beban itu lah yang membuat wanita menikah rentan akan bahaya depresi. Kenyataannya, studi menunjukkan tingkat depresi yang lebih tinggi pada wanita menikah dibanding mereka yang lajang.
Hal itu didukung temuan lain dalam penelitian, yakni wanita lajang memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi dalam hal pekerjaan serta punya hubungan sosial yang lebih aktif, dibanding wanita menikah. "Konsisten dengan gambaran tersebut, wanita yang berpendidikan tinggi dan punya penghasilan lebih, punya kondisi psikologis yang baik serta secara keseluruhan lebih sehat," paparnya.
Meskipun begitu, Trevisan mengaku masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan dari studi yang dia lakukan. “Hasil studi kami terbilang kontras dengan studi-studi sebelumnya. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lanjutan untuk menguatkan temuan ini,” jelasnya.
Meskipun begitu, Trevisan menyebut bahwa status lajang akan jauh lebih menyehatkan bagi wanita.
“Studi sosiologi menunjukkan lajang justru merugikan bagi pria dan pernikahan menjadi bumerang bagi kesehatan kaum wanita. Pernikahan lebih melindungi kaum pria dibanding perempuan.”
(les)