Jakarta, CNN Indonesia -- Bau badan tak bisa dipungkiri dapat mengganggu kenyamanan seseorang, baik sebagai pelaku ataupun yang terkena imbas aroma ‘semerbak’ yang tak sedap.
Meskipun begitu, di Indonesia, menegur pemilik bau badan masih dianggap hal yang tidak sopan. Mereka memang memilih diam dan sebagai gantinya, mereka memberikan kode khusus.
Hal ini terlihat dari survei independen yang dilakukan oleh
CNNIndonesia.com melalui media sosial
Twitter. Beberapa pertanyaan diajukan kepada publik guna melihat tindakan yang mungkin mereka lakukan ketika berada di sekitar pemilik aroma tubuh tak sedap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil survei menunjukkan sebanyak 43 persen responden sepakat bahwa bau badan adalah jenis bau yang paling mengganggu dibandingkan bau mulut ataupun bau kaki.
"Semuanya lebih mengganggu, bahkan bisa membunuhku," celetuk Fitri Kaima melalui
Twitter.
Hal serupa juga diungkapkan Laudy. "Bau semua sih, tapi kalau bau mulut itu bisa hilang ketika orangnya tutup mulut," kata wanita yang berprofesi sebagai desainer grafis di Jakarta Selatan kepada
CNNIndonesia.com, Jum’at (29/4).
Meskipun mengganggu, ternyata keinginan langsung menegur tidak banyak dilakukan oleh orang di sekitar orang berbau badan. Menurut hasil survei, orang akan lebih memilih diam atau memberikan gerak-gerik yang menandakan tidak nyaman.
Kedua tindakan tersebut dijawab oleh responden
survei CNNIndonesia.com sebanyak 35 persen. Namun sebanyak 30 persen responden sepakat untuk menegur orang berbau badan atas ‘pencemaran udara’ yang terjadi.
Beberapa pengalaman lain pernah terjadi ketika menghadapi orang berbau badan. Ayuningtyas, seorang karyawan di bilangan Jakarta Selatan, bercerita bahwa ia terpaksa menghirup aroma tak sedap lantaran 'terjebak' di penuhnya gerbong kereta.
"Waktu itu ingin ke Bogor naik kereta api dari Tanah Abang, dan kebetulan waktunya sedang padat penumpang. Ketika saya masuk ke kereta, saya berada tepat di depan ketiak orang yang baunya membuat saya migrain sepanjang perjalanan," tutur wanita yang akrab disapa Tyas itu.
"Saya terpaksa pelan-pelan menyingkir walau padat di dalam gerbong tersebut. Dan begitu turun, saya langsung meminta teman saya untuk mencari obat migrain atau saya bisa muntah,” katanya.
Dari hasil survei lainnya yang dilakukan oleh Rexona menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh orang juga memilih diam dan tidak memberitahu seseorang yang punya bau badan.
Pemilihan sikap diam ini disebabkan takut menyinggung perasaan atau merusak hubungan sosial, yang juga dipengaruhi etika dan norma budaya Indonesia.
Senior Brand Manager Rexona menyatakan bahwa penting untuk menyadari bahwa bau badan bukanlah sebatas masalah personal.
"Apabila tidak ditangani dengan seksama, maka masalah ini juga berpotensi mengganggu kenyamanan orang-orang di sekitar kita," ungkapnya pada acara 'Rexona Antibacterial Defense Media Launch' di Jakarta, belum lama ini.
(les)