Berbagi Ulang Pesan di Medsos Bisa Turunkan Kecerdasan

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 12:12 WIB
Orang yang langsung mengunggah ulang pesan atau informasi cenderung tidak membaca dan memahami maknanya. Saat ditanya lagi soal itu, jawabannya salah.
Retweet atau repost bisa menyebabkan orang main bodoh. (MariusMB/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media sosial seperti Facebook, Path, dan Twitter bukan hanya mengoneksikan satu orang dengan orang lain. Media-media itu juga sudah menjadi salah satu sumber informasi.

Tak jarang, informasi yang menarik dari salah satu pengguna bagi pengguna lain, diunggah ulang dan akhirnya menjadi "info berantai."

Tapi mengunggahkan ulang pesan di sosial media, ternyata berdampak pada kognitif seseorang. Tindakan sederhana dengan mengeklik tombol atau menyapukan ujung jari di layar sentuh itu bisa menurunkan kecerdasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Cornell dan beberapa universitas di Beijing telah membuktikannya. Mengunggah ulang pesan ternyata bisa berkaitan dengan pemahaman orang terhadap isi pesan itu.

"Kebanyakan orang tidak lagi mengunggah ide yang asli. Anda hanya membagikan apa yang Anda baca dengan teman," kata Profesor Qi Wang, ahli pengembangan manusia di Cornell.

Kebanyakan orang tidak sadar dampak negatif dari mengunggah ulang. "Itu bisa berkaitan dengan hal-hal lain yang kita lakukan," tutur Wang, seperti dikutip dari Independent.

Dampak negatif itu ia buktikan ketika meneliti dua kelompok siswa China. Mereka diberi serangkaian pesan di Weibo, sebuah sosial media pengganti Twitter di China.

Satu kelompok diberi pilihan apakah akan mengunggah ulang pesan itu atau beralih ke pesan lain. Kelompok yang lain tidak punya pilihan mengunggah ulang pesan yang dibaca.

Para siswa itu kemudian diuji soal isi pesan. Kelompok yang mendapat pilihan mengunggah ulang ternyata menjawab salah dua kali lebih banyak dibanding mereka yang tak punya pilihan lain selain membaca pesan.

Jawaban salah mereka lebih banyak pada pesan-pesan yang dipilih untuk dibagikan ulang. Artinya, mereka tidak membaca pesan melainkan langsung mengunggahnya ulang. Wajar jika isi pesan tak sampai pada mereka.

Kedua kelompok juga diberi tes untuk menguji seberapa baik mereka memahami artikel dari majalah New Scientist. Kelompok yang suka mengunggah ulang pesan, kurang memahami pesan dibanding kelompok lain.

Menurut para peneliti, itu terjadi disebabkan "kognitif yang berlebihan" tentang keputusan mengunggah ulang pesan atau tidak.

"[Urusan] berbagi ini mengarah pada 'kognitif yang berlebihan' dan itu mengganggu tugas berikutnya," kata Wang. "Di kehidupan nyata ketika siswa berselancar di dunia maya dan bertukar informasi kemudian dites, hasilnya ternyata lebih buruk," ia melanjutkan.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Computers in Human Behaviour itu menyarankan agar media sosial dirancang ulang agar orang lebih memahami isi pesan ketimbang langsung mengunggahnya ulang. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER