Jakarta, CNN Indonesia -- Berdiri sejak 2012 silam, komunitas Indonesia Offroad Expedition (IOX) terhitung sudah menelusuri ribuan kilometer hingga kini. Trek yang dilalui oleh IOX pun sudah pasti berbeda tiap tahunnya.
Untuk wilayah Sumatra, tercatat mereka telah menggelar ekspedisi dari Sabang hingga Lampung. Sebut saja pada tahun 2012 ketika mereka melakukan perjalanan belasan hari melintasi Bukittinggi ke Palembang. Atau pada 2013 saat menelusuri Sabang-Aceh dan Medan. Begitupun pada 2014 ketika mereka bermandi lumpur di jalur offroad Lahat-Lampung dan Jakarta.
Adapun pada tahun lalu, IOX menggelar ekspedisi Jakarta-Surabaya. Sedangkan untuk tahun ini, tempat berkumpulnya offroader ini baru saja menunaikan perjalanan di wilayah Kalimantan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lima perjalanan besar yang dilakukan tiap tahun itu, Vice Chairman IOX, Toto Widyarto, mengaku bahwa kawasan Kalimantan menjadi jalur terberat yang pernah dilalui. Target delapan hari untuk menyusuri perjalanan sepanjang 374 km, terpaksa molor hingga 14 hari, sampai tim terakhir tiba di garis finis.
"Ketika masuk trek, jadwal bisa mundur dari yang direncanakan karena pengaruh cuaca. Wilayah menantang sejauh ini Kalimantan, pernah Sulawesi, Sumatra, Bali. Tetapi tingkat kesulitan tinggi ada di Kalimantan" ujar Toto kepada CNNIndonesia.com.
Tak hanya itu, menurut Toto, saat event perjalanan panjang tidak hanya melaluinya sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain.
Dia menjelaskan, dalam tiap ekspedisi, seorang offroader tidak mungkin melakukan perjalanan sendiri. Toto menyebut, setiap kendaraan punya tim yang berisikan minimal tiga orang dalam satu kendaraan. Ketiganya adalah
driver,
co-driver dan kru.
 (Dok.Indonesian Offroad Expedition-IOX) |
Telah memiliki pengalaman ekspedisi yang terbilang panjang, Toto pun akhirnya menemukan ada beberapa aspek yang wajib dipersiapkan oleh offroader sebelum melakukan perjalanan. Berikut catatan penting yang harus diperhatikan oleh para offroader.
1. Kendaraan
Kendaraan harus dilengkapi dengan perangkat
safety,
recovery, serta mengaktifkan 4x4 penggerak 4 roda, Kemudian memastikan kondisi
roll bar atau winch. Toto menilai, bagian paling krusial dari sebuah kendaraan adalah alat
recovery atau alat bantu untuk menarik kendaraan secara swadaya. Selain itu, perlu juga mempersiapkan pemadam api dan
engine cap-off, ketika terjadi percikan api pada kendaraan.
"Kadang mobil miring, kabel nempel, meleleh, lengket terjadi percikan api. Ada juga karburator, bensin netes, mobil miring, netes ke manifold atau saat mobil miring ke kanan
powersteering netes ke
manifold. Kalau ada kebocoran itu mengundang percikan api, harus segera mengaktifkan
engine cap-off sebagai pusat mematikan seluruh ‘aktivitas’ kendaraan," kata Toto.
2. Mengemudi
Pengemudi harus memiliki
skill dan tahu teknik dasar offroad. Misalnya, saat turunan harus tidak boleh di rem, hanya main persneling dan tuas 4x4. Sedang jika tanjakan atau jalan miring ke kanan, harus pakai
low atau
high.
3. Navigasi
Saat ekspedisi penting juga untuk mengetahui pengoperasian GPS. Kordinat lokasi dibaca lewat GPS. "Kalau tanpa GPS tak tahu harus ke arah mana, kanan apa ke kiri, trek mana tidak tahu, itu akan menyulitkan," kata Toto.
4. Manajemen Perjalanan
Layaknya hendak melalukan perjalanan, tentu memerlukan persiapan. Saat tidak tahu
trip management, maka offroader tidak tahu keperluan yang dibutuhkan selama perjalanan. Seorang offroader, menurut Toto, harus mengetahui di mana titik
rescue dan
reload.
"Bayangkan kalau dia tidak tahu. Bisa-bisa perjalanan 16 hari dia belanja untuk 16 hari dikali tiga orang. Bagaimana penuhnya itu kendaraan, sedangkan bobotnya makin berat berarti akan semakin susah untuk jalan," ujar Toto.
(meg)