Jakarta, CNN Indonesia -- Masa-masa ujian seringkali menjadi momentum paling membuat stres bagi sebagian pelajar ataupun mahasiswa. Materi ujian yang banyak, suasana yang tegang, serta tuntutan mendapatkan nilai kelulusan yang baik dapat membuat kondisi lebih memburuk.
Namun dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di
Applied and Environmental Microbiology, sebuah jurnal the American Society for Microbiology menyatakan bahwa konsumsi probiotik dapat membantu mengurangi stres akibat ujian.
Studi ini dilakukan oleh tim peneliti yang merupakan gabungan antara lain dari Yakult Central Institute dan Departemen of Physiology Institute of Biomedical Sciences Tokushima University Graduate School. Penelitian selama delapan pekan ini menggunakan dua kelompok mahasiswa kedokteran yang akan melaksanakan ujian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua kelompok mahasiswa tersebut terdiri dari 23 orang yang diminta untuk mengonsumsi susu berfermentasi mengandung probiotik jenis
Lactobacillus casei strain Shirota setiap hari. Sedangkan kelompok lainnya berlaku sebagai pembanding berisi 24 orang dan diminta mengonsumsi susu non-fermentasi.
Kedua kelompok tersebut mengonsumsi susu dengan rasa, warna, nutrisi yang identik. Dan keduanya mengetahui susu yang mereka konsumsi. Selama mengonsumsi susu tersebut, para mahasiswa menjawab survei tentang gejala gangguan perut yang mereka alami. Selain itu, mereka juga menjawab survei tentang kecemasan.
Selain metode survei, para peneliti juga mengamati parameter fisiologis tertentu seperti kortisol pada air liur. Kortisol merupakan bagian dari hormon steroid sebagai tanda dari tubuh mengalami stres atau kecemasan.
"Temuan kami menunjukkan bahwa konsumsi harian probiotik seperti Lactobacillus casei mempertahankan keragaman mikroba usus dan dapat meredakan stress akibat disfungsi abdominal pada individu yang sehat karena gejala stres," tulis tim peneliti.
Dari hasil temuan diketahui konsumsi susu probiotik mengurangi nyeri gastrointestinal dan malfungsi saluran pencernaan. Pengecekan kenaikan kortisol pada air liur pun menunjukkan perbedaan antara dua kelompok. Kenaikan kortisol lebih tinggi berada pada peminum susu non-probiotik.
Selain itu, terjadi peningkatan persentase Bacteroidetes yang berkaitan dengan stres pada kelompok peminum susu non-probiotik sebelum ujian. Sedangkan pada kelompok peminum susu probiotik, bakteri yang ada di usus lebih beragam dan dalam kondisi lebih sehat.
"Ini menunjukkan bahwa gejala stres pada taraf yang lebih tinggi dapat dikendalikan oleh probiotik," kata Kouji Miyazaki, salah satu peneliti dari Yakult Central Institute seperti yang dilansir dari the American Society for Microbiology. "Dengan demikian, probiotik memperkuat ketahanan respon stres seseorang."
(end/sil)