Jakarta, CNN Indonesia -- Terkenal dengan menu pancakenya, restoran Pancious berinovasi memberikan sesuatu yang baru dan berbeda. Sajian sup bernama Roasted Carrot Soup menjadi pilihan baru.
Dibuat dengan isi seledri, daging asap, dan wortel yang dimasak dengan teknik khusus, untuk memberikan aroma asap atau smoky menu ini disajikan dengan tambahan topping potongan roti kering atau 'crispy croutons'.
"Wortel dan beberapa
ingredients lainnya dipanggang dulu agar airnya berkurang, tetapi rasa dan kandungannya tidak berkurang. Setelah itu baru di 'blend' dengan
smoke liquid untuk penambah aroma. Kemudian dimasak dengan krim dan diberi tambahan potongan wortel lagi, seledri, serta daging asap," ujar Roy Diding, junior chef Pancious yang ditemui pada Rabu (11/5) di restoran Pancious, Senayan City, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Restoran yang mengusung gaya
western ini turut menghadirkan menu makanan utama menggunakan 'truffle' pada sausnya. Saus ini disajikan untuk bagian paha ayam yang dipanggang agak kering, hingga kulit ayamnya krispi dan tambahan blackpepper untuk memberi sedikit rasa pedas.
"Sebelumnya, truffle sudah digunakan pada menu pasta kami, karena mendapat antusias yang cukup tinggi dan mendapatkannya sulit, jadi saat pesan dari Italy sekalian yang banyak dan mencoba membuat sajian lain dengan truffle," kata Roy.
Menu Grilled Chicken Truffle disajikan dengan rosemary, daging asap, dan brown saus yang dicampur dengan trufflenya, ayamnya dimarinate dengan blackpepper tapi tidak terlalu lama agar tidak menyerap. "Karena kalau sudah menyerap akan membuatnya jadi lebih pedas," ujarnya.
Menurut Roy, Truffle merupakan jamur yang digunakan sebagai bumbu pelengkap dengan harga yang sangat mahal, keberadaannya di Indonesia yang tak ada pun membuatnya harus import bahan tersebut dari Italia.
"Untuk satu kilogram truffle harganya bisa mencapai 20 juta rupiah, uniknya lagi ini cuma bisa dicari melalui penciuman hewan. Jarang ada restoran yang mendapat atau menggunakan trufflenya utuh yang berukuran kisaran 10cm, biasanya hanya pakai pinggirannya yang sudah diolah menjadi garam truffle, minyak truffle, hingga cream truffle, namun tetap memiliki rasa truffle yg kuat" ujar Roy.
Pada hidangan penutup, Pancious tak ingin menghilangkan 'identitasnya' dengan tetap memberikan inovasi pada menu pancakenya. Roy mengatakan bahwa pada pancake, mereka mencoba untuk menghadirkan paduan panas dan dingin pada satu sajian, agar memberikan satu sensasi menarik.
"Kami mencoba mengaplikasikan sensasi paduan panas dan dingin sekaligus," katanya.
Sajian pancake dengan es krim vanilla dan potongan buah memang tampak biasa saja. Ternyata pelayan datang dengan sebuah 'pan' kecil dan kemudian menyiramkan saus coklat panas pada piring pancake yang disajikan.
Saat disajikan, tampak dominasi rasa manis dengan adanya es krim dan whipcream, ditambah dengan saus coklat. Rasa itu kemudian diimbangi dengan potongan buah segar, dan saus coklat yang ternyata memakai 'dark chocolate, sehingga tidak terlalu manus. Menu ini dinamakan 'Fresh Fruit and Hot Chocolate Sauce'.
Tak hanya itu, pilihannya lainnya dengan konsep yang tak jauh berbeda, hanya perubahan pada topping dan sausnya. Menu'Honeycomb and Hot Salted Caramel', memadukan topping madu yang biasanya dijadikan saus, kini dibuat menjadi 'honeycomb', crunchy caramel yang dibuat dari madu dan soda, dipadukan dengan whip cream dan saus salted caramel.
(meg)