Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika melakukan diet, banyak sekali orang yang mengganti makanan pokok seperti nasi dengan kentang. Kini, para ahli justru memperingatkan bahwa konsumsi kentang terlalu banyak, dengan cara memasak apapun, berpotensi buruk bagi kesehatan.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa mengonsumsi kentang empat kali dalam seminggu dapat berbahaya dan berkontribusi sebagai penyebab stroke atau serangan jantung.
Penelitian tersebut dilaporkan dalam British Medical Journal, yang pertama kali mengidentifikasi bahwa kentang adalah sumber utama penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menemukan bahwa asupan tinggi kentang yang dipanggang, rebus, atau ditumbuk, dan kentang goreng meningkatkan risiko hipertensi," kata seorang peneliti berbasis di Boston, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Guardian.
Mereka mengatakan, bahwa wanita sangat beresiko dalam hal ini. Meskipun dalam penelitian pria juga memiliki risiko.
Temuan ini menjadi sebuah tantangan di tengah saran pemerintah Inggris yang menyebut makanan diet yang baik untuk kesehatan adalah kentang, pasta, nasi atau roti.
"Temuan ini memiliki konsekuensi kesehatan untuk masyarakat yang sangat penting. Mereka bukan berarti tidak mendukung potensi manfaat dari masuknya kentang sebagai sayuran dalam program pangan pemerintah, melainkan mendukung efek berbahaya yang konsisten dengan efek samping tingginya karbohidrat dari makanan yang diteliti," kata seorang penulis yang bekerja di Brigham and Women’s hospital dan Harvard University.
Peneliti menyarankan, mengganti kentang sesering mungkin dengan sayur non-tepung sebagai salah satu cara makan sehat. Anehnya, mereka tidak menemukan hubungan antara memakan keripik kentang dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi.
Namun, para ilmuwan ini tidak mengukur asupan garam yang dapat mempengaruhi temuan tersebut.
Sementara ini, peneliti belum mematenkan bahwa kentang menyebabkan tekanan darah tinggi, tetapi mereka mengatakan telah menemukan bahwa asupan jangka panjang yang tinggi dari konsumsi kentang panggang, rebus, atau tumbuk dikaitkan dengan peningkatan resiko hipertensi pada wanita.
Dasar penemuan mereka ini dilandasi dari pemeriksaan terhadap 187 ribu pria dan wanita pada tiga penelitian besar di Amerika Serikat. Mereka membandingkan kesehatan orang yang memakan kentang empat kali seminggu dengan yang hanya mengonsumsinya sebulan sekali.
Helena Gibson-Moore, seorang ahli nutrisi di British Nutrition Foundation, mengatakan temuan ini masih meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab.
"Mengapa ada perbedaan dalam temuan untuk kkeripik, dan apakah terkait dengan bahan-bahan tambahan seperti lemak dan garam daripada kentang itu sendiri? Dengan demikian, temuan ini tidak harus mengubah saran yang berlaku di Inggris, di mana kentang memberi kontribusi yang berguna untuk asupan gizi seperti serat dan vitamin C."
Victoria Taylor, ahli gizi senior di British Heart Foundation, mengatakan bahwa penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan, tidak menyebabkan dan efek.
"Kami tidak bisa menyimpulkan bahwa kentang menyebabkan tekanan darah tinggi dan kami tidak bisa menjelaskan penyebab efeknya dilihat pada penelitian di kalangan konsumen yang lebih tinggi dari kentang," katanya.
"Meskipun konsumsi yang lebih tinggi dari kentang, seperti kentang tumbuk atau kentang goreng, dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, masih mungkin bahwa faktor-faktor lain dalam diet atau gaya hidup juga mempengaruhi hasilnya, terutama pada keduanya tekanan darah dan frekuensi konsumsinya yang dilaporkan sendiri," ujarnya.
(meg)