Industri kecantikan Indonesia dikatakan selalu konsisten mengalami peningkatan dibanding industri lainnya. Berdasarkan Euromonitor International, negara-negara berkembang berkontribusi sebesar 51 persen bagi industri kecantikan global, termasuk di antaranya Indonesia yang memiliki pasar yang dinamis di kawasan Asia Tenggara.
Tak hanya itu, Indonesia pun diestimasikan akan menjadi pasar pertumbuhan utama untuk industri kecantikan pada tahun 2019.
Kepala Sub Direktorat Industri Farmasi dan Kosmetika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Ir. Afrida suston Niar, MM, mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam industri kecantikan karena pasar domestik yang luas, ketersediaan SDM, dan juga potensi material bahan baku sebagai negara beriklim tropis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, warisan kecantikan, keberagaman suku bangsa dan budaya, juga menjadi keunikan tersendiri bagi pengembangan industri kosmetik dan perawatan kecantikan yang potensial.
"Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang stategis dan potensial mengingat bahwa saat ini terdapat 760 perusahaan kosmetik skala besar, menengah dan kecil yang tersebar di wilayah Indonesia, serta mampu menyerap 75ribu tenaga kerja secara langsung dan 600ribu tenaga kerja secara tidak langsung," kata Afrida saat konferensi pers 'Beauty Indonesia' pada Rabu (15/6) di Locanda Food Voyager, Jakarta.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035, industri kosmetik menjadi salah satu Industri Andalan, yaitu industri prioritas yang berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian.
Selain menekankan pada penguasaan riset dan teknologi, untuk mendukung inovasi produk kosmetika, diharapkan tercipta kemandirian bahan baku kosmetika, terutama berbasis alam Indonesia.
"Dengan keunikan kekayaan bahan alami kecantikan, serta populasi penduduk mencapai 260 juta, Indonesia adalah sebuah pasar lokal yang luas dan dinamis, dimana seluruh merek global berada, yang menciptakan persaingan yang kuat dan peluang yang besar," katanya.
Atas dasar ini UBM Indonesia memperkenalkan
Beautylndonesia yaitu pameran niaga di Indonesia yang didedikasikan kepada para peserta internasional dan akan diselenggarakan pada 19-21 April 2017 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran.
Menurut General Manager PT UBM Indonesia, Ivan Ferrari, pameran ini mencakup semua sektor kecantikan, meliputi bahan, kemasan dan mesin, manufaktur, kosmetik, perlengkapan mandi dan perawatan pribadi, kesehatan dan spa, kesehatan alami, salon kecantikan, tata rambut profesional, kuku dan aksesoris.
"Pada tiga hari tersebut akan dipadati dengan berbagai aktivitas, seperti program
Business Matchmaking yang mempertemukan secara spesifik para professional industri sesuai dengan minat dan kebutuhan, demo, kompetisi, dan
South East Asia Beauty Symposium yang akan mengumpulkan para pemimpin bisnis dan industri kecantikan dalam diskusi panel untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, seminar, tren, dan analisis pasar," kata Ivan.
Afrida pun menambahkan, menurutnya dengan adanya pameran
Beautylndonesia 2017 ini diharapkan dapat menjadi sarana promosi dan pertukaran informasi industri kosmetik nasional dan internasional termasuk teknologi produksi, riset, pasar, dan trend kosmetik terbaru, sekaligus mendorong investasi industri bahan baku kosmetik di dalam negeri.
"Kami pun berharap
Beautylndonesia 2017 dapat menciptakan harmonisasi antara produsen lokal dan internasional, sehingga dapat meningkatkan industri kecantikan Indonesia," kata Ivan.