Jakarta, CNN Indonesia -- Piramida besar di Giza, Mesir, ternyata menyimpan rahasia yang baru diungkap oleh sains. Dalam sebuah penelitian terbaru terungkap bahwa kemiringan sisi piramida ternyata tak semuanya sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Glen Dash, Egyptologist Mark Lehner, dan lembaga Ancient Egypt Reserach Associates (AERA) menemukan bahwa arsitektur yang merupakan Keajaiban Dunia tersebut mengalami cacat konstruksi pada pondasi hingga miring sebelah.
"Bagian dasar atau fondasi ternyata tidak seutuhnya persegi," kata Dash, dikutip
LiveScience.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dash bersama AERA telah memetakan dan menggali dataran Giza selama 30 tahun. Mereka menemukan bahwa sisi barat piramida lebih panjang dari sisi timur.
Piramida tersebut dibangun untuk Firaun Khufu pada 4500 tahun yang lalu. Piramida ini merupakan piramida terbesar dari tiga piramida di Giza.
Peneliti mengungkapkan piramida besar dibangun dengan bingkai kapur yang kemudian banyak digunakan untuk membangun bangunan lain dan kini hilang. Hal itu yang membuat para peneliti kesulitan menentukan angka konstruksi piramida besar secara akurat.
Hingga akhirnya tim peneliti menggunakan bingkai kapur yang tersisa dan mulai mengukur dengan menetapkan titik-titik koordinat dengan sistem khusus. Setelahnya, tim menganalisis menggunakan statistik.
Hasilnya, tim peneliti menemukan sisi barat piramida besar, 14,1 centimeter lebih panjang dari sisi timur. Meski kemudian angka ini menunjukkan bahwa dasar piramida tidak utuh persegi, namun peneliti menganggap akurasi pembangunan piramida besar adalah hal yang luar biasa.
"Data menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno memiliki kemampuan luar biasa di masa mereka," tulis Dash dapat laporan tersebut. "Kami hanya dapat menduga bagaimana orang Mesir Kuno dapat membuat garis konstruksi yang presisi seperti ini hanya dengan alat sederhana yang mereka miliki," lanjutnya.
Dash mengatakan ia menduga orang Mesir Kuno menggunakan pengukuran dengan menggabungkan sumbu imajiner, arah mata angin, pengukuran berdasarkan langkah kaki digabung dengan durasi waktu.
Bila asumsi yang dikemukakan Dash benar, berarti pembangunan piramida besar hanya melenceng sedikit dari arah mata angin. Dan ini menjadi lumrah dalam pembangunan berdasarkan arah mata angin lainnya.
"Bukti baiknya adalah piramida dan kuil yang sama-sama berdasarkan arah mata angin, memiliki garis orientasi yang cukup presisi," kata Dash.
"Kami berharap pada akhirnya mengetahui bagaimana orang Mesir Kuno membuat piramida dengan presisi seperti itu, dan juga dalam membangunnya, selain itu berharap dapat mempelajari lebih dalam tentang alat dan teknologi yang mereka gunakan."
(les)