Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil referendum yang menyatakan Inggris akan keluar dari Uni Eropa (UE) berdampak bagi pariwisata, baik untuk Negara Kerajaan tersebut atau pelancong internasional. Sebagaimana dikatakan Perdana Menteri Inggris David Cameron, beberapa waktu lalu, bagi orang Inggris, kini berwisata jadi lebih mahal.
Peningkatan biaya wisata bagi orang Inggris ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya, lantaran nilai tukar mata uang poundsterling semakin melemah.
Asosiasi Agen Perjalanan Inggris mengingatkan warga Inggris untuk tidak kaget ketika kini agen perjalanan mematok harga lebih tinggi hingga 10 persen. Hal ini tak terlepas penyesuaian lemahnya poundsterling setelah hasil referendum resmi dirilis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data Uni Eropa, pelancong Inggris sering bepergian ke negara anggota UE. Negara UE dengan kunjungan wisatawan Inggris tertinggi adalah Spanyol yang bermata uang euro. Tercatat ada 117 juta orang bepergian melalui udara antara Inggris dan negara Uni Eropa selama 2015.
Hasil Brexit bukan hanya membuat para agen wisata bersiap menetapkan harga lebih tinggi, tapi juga membuat khawatir perusahaan penerbangan Inggris. Setelah keputusan Brexit keluar, saham British Airways jeblok hingga 20 persen.
Gonjang-ganjing tersebut memaksa pihak penerbangan mendesak pemerintah untuk tetap menjadikan Inggris bergabung dalam pasar penerbangan tunggal Uni Eropa. Tujuannya untuk menahan merosotnya nilai lebih jauh.
Namun menurut Jonathan Grella, wakil presiden urusan hubungan masyarakat Asosiasi Agen Perjalanan Amerika Serikat menyatakan masih terlalu dini memprediksi dampak Brexit bagi pariwisata, seperti yang dilansir Los Angeles Times.
Ketidakpastian akibat Brexit ini setidaknya harus dialami sampai dua tahun mendatang. Periode ini merupakan masa negosiasi antara Inggris dan UE—sesuai Pasal 50 Traktat Lisbon—sampai kesepakatan baru terbentuk.
Pihak David Scowsill dari World Travel and Tourism Council, sebuah lembaga nirlaba untuk wisata di dunia, berharap pariwisata mancaneara cukup kuat dalam jangka panjang menghadapi dampak Brexit.
Menurut Badan Statistik Inggris, negara tersebut mengalami kenaikan jumlah wisatawan hingga lima persen dalam 12 bulan terakhir sampai April lalu. Jumlah wisatwan dari Amerika Utara naik 11 persen dan dari negara UE naik empat persen.
(chs)