Jakarta, CNN Indonesia -- Jika biasanya sepatu kets atau sneaker terbuat dari bahan sintetik, karet, atau kulit, maka sebuah perusahaan sepatu asal Jerman membuat sepatu kasual tersebut dengan komposisi nyaris seutuhnya dari tumbuhan. Sepatu ini pun kemudian disebut
vegan wooden sneakers.
Perusahaan bernama Nat-2 tersebut meluncurkan sepatu mereka melalui media sosial. Mereka mengatakan bahwa pembuatan sepatu ini menggunakan kapas organik dan dikombinasikan dengan kayu.
Si pembuat sepatu menjamin bahwa kombinasi kayu dan kapas tersebut dibuat dengan sangat lentur dan lembut seolah sepatu dari kulit asli. Namun, sang perusahaan tak ingin melepaskan kesan 'vegan' berupa aroma kayu dan tekstur kapas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepatu vegetarian, sepatu ini dibuat dari beberapa jenis kayu, seperti ash, birch, maple, tulip, walnut, cherry, elm, dan beech.
Pihak perusahaan juga mengaku bahwa kayu-kayu tersebut berasal dari hutan khusus produksi dan menggunakan teknologi Italia dalam mengolahnya.
Nat-2 mengaku bahwa produk tersebut dapat disebut 'vegan' karena selain menggunakan bahan produksi bebas hewani seperti kulit, lem yang digunakan pun bebas unsur hewan.
Sejauh ini Nat-2 baru mengeluarkan koleksi warna alam seperti kayu-kayuan yang dapat digunakan untuk kaum wanita dan pria. Mereka berencana mulai menjual sepatu tersebut di Jerman dan di luar negeri.
Sepatu dengan bahan nabati ini bukan yang pertama kali. Pada Mei lalu, sebuah perusahaan bernama Ananas Anam mendaur ulang sampah daun nanas menjadi bahan kulit alternatif untuk tas, sepatu, dan lainnya.
Limbah daun nanas yang mengandung serat selulosa diekstrak untuk kemudian diolah menjadi kulit sintetik. Limbah dari perkebunan buah tropis tersebut biasanya hanya dibakar atau dibiarkan membusuk.
Diperkirakan lebih dari 40 ribu ton limbah nanas memenuhi permukaan Bumi setiap tahunnya.
Koleksi kulit dari daun nanas bernama Pinatex tersebut menggunakan limbah perkebunan nanas di Filipina. Untuk satu meter persegi Pinatex setara dengan kulit, setidaknya membutuhkan 480 helai daun nanas yang berduri.
Setelah dibuat, Pinatex diyakini ramah bagi pernapasan kulit dan fleksibel. Selain itu, karena terbuat dari bahan organik, material Pinatex karya Carmen Hijosa itu disebut menjadi alternatif utama penggantian bahan non-biogredable yang masih digunakan sebagian besar pabrik tekstil dunia.
(meg)