Orangtua Berperan Penting Untuk Cegah Anak Alami Obesitas

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Jumat, 01 Jul 2016 17:20 WIB
Dokter Spesialis Anak RSCM Aryono Hendarto mengungkapkan, orangtua punya peran penting untuk mencegah terjadinya obesitas pada anak.
ilustrasi (REUTERS/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia -- Obesitas merupakan suatu kondisi medis berupa adanya kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan. Kondisi medis ini yang dialami Arya Permana, bocah berusia 10 tahun asal Karawang, Jawa Barat. Di usianya yang masih belia, dia memiliki bobot tubuh nyaris 200 kg.

Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Aryono Hendarto, SpAK, menjelaskan bahwa obesitas itu dapat terjadi karena dua faktor yaitu faktor nutrisi atau hormonal dan genetik.

"Biasanya di antara kedua ini 90 persen karena faktor nutrisi, 10 persennya hormonal dan genetik, atau ada kemungkinan kelainan organik, serta sindrom-sindrom tertentu," ucap Aryono saat di hubungi oleh CNNIndonesia.com, Kamis (30/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, apa yang terjadi pada Arya itu dapat disebabkan adanya faktor lain, seperti misalnya adanya kelainan organik yang terjadi di dalam fungsi otaknya dalam mengatur rasa kenyang dan lapar.

Berkaca dari apa yang terjadi pada Arya, Aryono mengungkapkan bahwa bagaimana orangtua punya peran penting untuk mencegah terjadinya obesitas pada anak-anaknya.

"Perlu diketahui pengobatan obesitas tidak mudah, karena pengobatan obesitas khususnya obesitas pada anak lebih tidak mudah, oleh karena itu faktor pencegahan menjadi penting," katanya.

"Anak dengan obesitas juga mudah disertai komplikasi-komplikasi, memang secara klinis tidak terlihat kolesterolnya tinggi, hipertensi tidak ketahuan karena masa anak bayi di cek hipertensi. Tapi ideal dan teoritisnya itu penting dilakukan pemantauan kesehatan."

Tak hanya itu, ia pun mengatakan bahwa pencegahan harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak bayi baru lahir. Sejak lahir, bayi harus mendapat asupan Air Susu Ibu (ASI) selama enam bulan.

"Dengan minum ASI ia akan mengatur kebutuhan konsumsi makannya. Bedanya dengan yang bukan ASI, sebut saja susu formula jumlah konsumsinya itu yang menentukan yang membuatnya," ungkapnya.

Tak hanya pola makan sehat sejak bayi lahir, ia menambahkan bahwa hal penting lainnya adalah pemantauan tumbuh kembang anak termasuk berat badan dan panjang badan.

Dia mengungkapkan, kesalahan terbesar orangtua Indonesia adalah adanya pandangan bahwa semakin gemuk anak maka semakin sehat.

"Khas dan uniknya orang Indonesia, rapor si Ibu itu adalah berat badan si anak, kalau makin gemuk ibunya makin pintar, sedangkan pikirannya kalau anak kurus dianggap orang tuanya tidak peduli, konsep ini harus diubah," kata Aryono.

Orangtua haris memerhatikan grafik tumbuh kembang anak melalui beragam data, seperti Kartu Menuju Sehat atau KMS atau grafik WHO Child Growth Sgraftandards dan CDC Growth  Chart yang biasa digunakan di rumah sakit swasta.

Selanjutnya, ia pun menjelaskan bahwa pola makan yang baik untuk anak ialah pemenuhan makronutrisi yaitu karbohidrat, protein, dan lemak, beserta mikronutrisi berupa vitamin dan mineral, atau yang disebut dengan pola makan gizi seimbang.

"Yang penting makanan sehat dan perilaku sehat, dan jangan memulai olahraga atau aktivitas fisik ketika sudah gemuk. Ajak anak beraktivitas sejak kecil, sederhananya jalan pagi atau main sepeda," katanya.

(chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER