Kala Trump Terjebak Nostalgia Tiga Dekade Silam

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 18 Jul 2016 04:30 WIB
Sepanjang 30 tahun, ‘seragam’ wajib Donald Trump tetap setelan jas berwarna gelap, plus dasi merah tomat. Tatanan rambutnya pun nyaris sama.
Sepanjang 30 tahun, ‘seragam’ wajib Donald Trump tetap setelan jas berwarna gelap, plus dasi merah tomat. Tatanan rambutnya pun nyaris sama. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nyaris tak ada yang berubah dari penampilan Donald Trump sepanjang 30 tahun. Laman Washington Post menyebut, ‘seragam’ wajibnya tetap setelan jas berwarna gelap, plus dasi merah tomat. Tatanan rambutnya pun nyaris sama.

Kehidupan Trump mengalami pasang surut, dua kali perkawinan, ribuan tuntutan hukum dan pelanggaran kebijakan publik. Tapi penampilannya begitu-begitu saja. Sementara dirinya selalu disorot pers, terlebih sekarang saat berkampanye politik.

Sebagai kandidat presiden dari Partai Republik, sebetulnya nuansa gaya Trump bisa saja sedikit berubah, sesuai keinginan para senior. Namun ia lebih memilih untuk tetap statis. Hal ini menunjukkan kepribadiannya yang tidak mudah goyah. Maklum, si kepala batu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Trump berjaya sebagai pebisnis, pada era 1980-an, gaya andalannya di hadapan publik sangatlah khas. Busana formalnya: setelan jas berwarna gelap dan dasi. Busana kasualnya: jaket tanpa dasi, sebagaimana biasa dikenakan saat bermain golf.

Tatanan rambutnya, yang ketika itu masih kecokelatan, disisir rapi belah kiri. Nyaris tidak pernah bermain-main gaya. Dagunya pun selalu tercukur rapi, jarang berewokan. Secara keseluruhan tampangnya tidak sebegitu menyebalkan dibanding sekarang.

Seiring berjalannya waktu, gaya ‘fundamental’-nya terlihat sama. Dia selalu memakai jas yang tampak kebesaran. Dasinya selalu kepanjangan. Rambutnya? Berubah warna dari pirang menjadi keemasan, kini keperakan. Sisirannya tetap belah kiri.

Seolah tidak peduli geliat dunia fesyen, gaya Trump tetap ala bos besar. Tentu saja harganya mahal, tapi tidak terlihat high-class. Tanpa perubahan gaya, Trump seolah terjebak nostalgia ’80-an. Padahal kadang kala perubahan gaya menunjukkan kemajuan.

Tak heran bila kampanye Trump berbunyi, “Make America Great Again” (Membuat Amerika Hebat Lagi). Ia menginginkan Amerika kembali berjaya seperti dahulu kala. Ia seolah tak ingin meninggalkan masa lalu. Maka gayanya pun terlihat jadul.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER