Alasan Posisi Kancing Baju Pria dan Wanita Berlawanan

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2016 10:18 WIB
Mungkin selama ini Anda tidak memperhatikan secara rinci perbedaan antara baju berkancing yang dikenakan oleh pria dan wanita. Tapi ternyata ada sejarahnya.
Ilustrasi. (Meinzahn/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mungkin selama ini Anda tidak memperhatikan secara rinci perbedaan antara baju berkancing yang dikenakan oleh pria dan wanita.

Mengutip dari DailyMail pada Jumat (1/7), posisi kancing baju pria dan wanita memang sengaja ditempatkan dalam posisi yang berlawanan.

Untuk pria, kancing baju ada di sebelah kanan, sementara wanita di sebelah kiri. Begitu juga dengan kancing baju yang ada di pergelangan tangan atau sabuk di rok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat beberapa alasan untuk menjelaskan hal tersebut, salah satunya ialah agar memudahkan wanita yang memiliki anak saat menyusui.

Biasanya, seorang ibu yang tidak kidal cenderung menggendong bayi mereka dengan menggunakan tangan kiri.

Sehingga dengan adanya kancing baju di sisi kiri, akan memudahkan mereka membuka kancing tersebut dengan tangan kanan.

Alasan lainnya pun juga dijelaskan. Pada zaman perang, seorang pria biasanya akan melepas kemeja mereka saat berduel.

Namun, mereka tetap harus membela diri mereka dari lawan yang menyerang.

Untuk itu, tangan kanan pria cenderung memegang senjata guna membela diri, sedangkan tangan kiri mereka digunakan untuk melepas kancing baju tersebut.

Pria juga lebih sering meletakkan senjata mereka di sisi sebelah kiri.

Jadi dengan adanya sedikit rongga di sisi kanan, akan lebih memudahkan mereka untuk merogoh mantelnya dan mengambil senjata mereka.

Tak hanya itu, sejak abad ke-19, tepatnya di era Victoria, beberapa wanita kelas atas akan berpakaian dengan dibantu oleh pelayan atau pembantu.

Kebanyakan dari pelayan tersebut tidak kidal, sehingga dengan adanya kancing baju di posisi tersebut, akan memudahkan pelayan dalam membantu wanita kelas atas dalam mengancingkan baju.

Terlebih lagi, di akhir abad 19 semakin banyak masyarakat yang menjadi kaya, sehingga memungkinkan mereka untuk mempekerjakan pelayan, salah satunya untuk membantu mereka berpakaian.

Pada masa tersebut, produksi massal baju pun mulai memperhatikan posisi kancing baju.

(ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER