Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah puluhan tahun berkiprah dengan kebaya eksklusif dan menuai sukses, desainer Anne Avantie akhirnya memutuskan untuk merambah koleksi
ready to wear. Masih mengusung identitas kebaya dan batik, Anne bahkan mengubah baju nasional yang lebih kasual.
"Setelah lebih dari 25 tahun, akhirnya saya memenuhi permintaan pasar untuk mengeluarkan
ready to wear, dengan harapan lebih dapat dijangkau mereka yang merasa sulit menjangkau
private collection," kata Anne ketika peluncuran
The Pendopo by Anne Avantie, kiosnya, di Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan, pada Senin (15/8).
Selama ini, Anne terkenal dengan koleksi kebaya 'tabrak pakem' yang akhirnya menjamur diikuti berbagai lapisan masyarakat. Koleksi yang biasanya dilihat dikenakan kalangan pesohor dan borjuis itu menjadi inspirasi berbagai kalangan, termasuk mereka yang ingin mengenakan kebaya 'Anne Avantie.'
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui laman jual beli miliknya, Anne Avantie Mall, Anne merilis koleksi
ready to wear dengan label Avantie Atelier dan Avantie Heritage. Kedua label ini menggandeng berbagai Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ia bina.
Dalam
trunk show yang digelar di Ritz-Carlton, Anne mencoba mengolah kebaya brokat dan batik menjadi koleksi
ready-to-wear dengan sentuhan nuansa glamor khas Anne dan Jawa yang kental.
Anne memang cenderung menabrak semua pakem, begitu pula dengan gambaran
ready-to-wear perdananya ini. Meski tak seglamor
private collection, Anne masih bisa mengubah kebaya yang sarat nuansa formal menjadi lebih 'berani,' namun masih tersisa nuansa Jawa.
Desainer yang berdomisili di Semarang itu bahkan tak sungkan membuat kebaya model
loose, berlengan lebar, bahkan menjadikannya sebagai
outer. Beberapa koleksi Anne memang lebih pantas dikenakan dalam acara tertentu, tidak dalam kegiatan keseharian.
Namun Anne juga mengkreasikan koleksi busana yang lebih kasual—macam
cardigan, outer, dan sejenisnya—menggunakan bahan batik. Untuk bagian koleksi ini, Anne tampak lebih 'manusiawi' karena memungkinkan orang mengenakan di keseharian.
"Saya tidak 'kanibal,' memang saya buat berbeda dengan
private collection dan tidak mungkin untuk dibandingkan atau dipilih antara
private collection dengan ini. Saya buat ini berdasarkan ukuran standar baju
ready-to-wear," kata Anne.
 Anne Avantie meluncurkan koleksi ready to wear di The Pendopo by Anne Avantie di Ritz-Carlton Mega Kuningan, pada Senin (15/8). (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |
Mengincar Hotel dan BandaraKoleksi
ready-to-wear Anne ini disebutnya hanya terdapat di laman jual beli yang ia miliki. Namun untuk versi
offline store, ia menyediakan di beberapa lokasi, terutama di hotel.
Anne menganggap hotel internasional sebagai peluang untuk mempromosikan budaya Nusantara. Saat produk perajin dalam negeri dibeli oleh wisatawan asing, maka hal itu merupakan bentuk promosi budaya.
"Saya berharap hotel-hotel mau membuka ini. Dan saya memang menjaga sekali harga yang dijual, agar tidak terlalu tinggi. Saya saja suka
ngeri kalau beli di hotel, beda margin sangat tinggi," kata Anne saat ditemui CNNIndonesia.com usai
trunk show."Saya juga tertarik membuka di bandara. Namun ini masih menyesuaikan dengan kapasitas produksi supaya tidak berbenturan dengan
private collection," ia menambahkan.
Mengaku tak menempatkan margin terlalu tinggi, Anne memasang harga Rp199 ribu hingga Rp400 ribu untuk kerajinan tangan, kemeja pria antara Rp400 ribu hingga Rp1,2 juta, baju wanita mulai dari Rp200 ribu, dan tas mulai dari Rp399 ribu.
Meski belum resmi dirilis, namun pesanan secara daring di laman miliknya diakui Anne cukup membuat ia kewalahan. Saat ini, Anne mengaku baru sanggup memenuhi 500 buah untuk baju, dan dua ribu hingga tiga ribu untuk kerajinan tangan.
Anne berharap ia dapat segera merilis koleksi barunya itu saat Bulan Batik, pada Oktober nanti.
 Anne Avantie memasang harga Rp199 ribu hingga Rp400 ribu untuk kerajinan tangan, kemeja pria antara Rp400 ribu hingga Rp1,2 juta, baju wanita mulai dari Rp200 ribu, dan tas mulai dari Rp399 ribu. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |
(end/vga)