Millennial Cenderung Narsisme, Tapi Mencandu Kerja

Vega Probo | CNN Indonesia
Rabu, 24 Agu 2016 01:12 WIB
Ada kecenderungan generasi millennial melihat diri mereka sebagai ‘martir kerja’ ketimbang pekerja yang lebih tua.
Ilustrasi pekerja (REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Generasi millennial—yang lahir pada era 1990 dan tumbuh dewasa di milenium ke-dua—jarang dilabeli sebagai pekerja keras. Dalam karikatur, mereka kerap kali digambarkan sebagai si santai.

Namun menurut hasil sebuah survei terhadap lima ribu karyawan, yang dilansir Australian Financial Review, baru-baru ini, ada kecenderungan generasi millennial melihat diri mereka sebagai ‘martir kerja’ ketimbang pekerja yang lebih tua.

Rata-rata millennial setuju dengan empat pernyataan yang digunakan untuk menilai kemartiran kerja, berikut ini:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- "Tidak ada orang lain di perusahaan yang bisa melakukan pekerjaan saya, selagi saya cuti/pergi.”

- "Saya ingin menunjukkan dedikasi seutuhnya untuk perusahaan dan pekerjaan saya."

- "Saya tidak ingin orang lain berpikir saya layak diganti."

- "Saya merasa bersalah karena menggunakan uang bonus.”

Para peneliti menemukan fakta bahwa 29 persen responden adalah millennial, dan 43 persen martir kerja justru millennial. Mereka mengidentifikasi diri sebagai martir kerja karena sejalan dengan pernyataan, "Saya orang penting.”

Maka bagi 35 persen millennial, dipandang sebagai martir kerja merupakan hal bagus. Sementara hanya 26 persen responden Generasi X dan 20 persen responden Baby Boomer yang setuju dipandang sebagai martir kerja.

Menurut Indra Prasta, Country Manager PT Karirpad Internasional, hasil penelitian ini tidak meleset. “Bener banget,” kata Indra kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, pada Selasa (23/8).

“Millennial memang pencandu kerja,” Indra menegaskan. Menurut pria yang juga dikenal sebagai vokalis grup band The Rain ini, ada paradigma keliru yang menyebut millennial gemar bersantai-santai, ketimbang bekerja keras.

Kenyataannya, kata Indra, millennial juga memasang target untuk mencapai prestasi. “Mereka bersemangat menampilkan hasil kerja yang baik. Mereka tak mempermasalahkan bekerja di perusahaan startup. Justru di situ lah tantangannya.”  

Karirpad.com sendiri adalah perusahaan startup yang baru didirikan 18 bulan lalu. Meski begitu, jumlah pengguna situs web yang berbasis di Slipi, Jakarta Barat, ini mencapai tiga juta akun per bulan.

Prestasi ini, diakui Indra, bisa dicapai timnya yang didominiasi millennial. Ibarat martir kerja, “Karirpad akan berusaha sekuat tenaga siang dan malam dalam menjembatani pencari kerja untuk mendapatkan karier impiannya.”

(vga/vga)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER