Menghidupkan Kembali Wisata Tertua di Pulau Dewata

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2016 09:46 WIB
Sanur merupakan destinasi awal wisata di Pulau Dewata yang kini pamornya meredup, padahal banyak potensi yang bisa kembali dibangkitkan.
Tari kecak adalah salah satu daya tarik wisata utama yang ada di Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berbicara soal wisata Bali, destinasi yang langsung terlintas pastilah Kuta, Legian, Seminyak, Ubud, atau Canggu, yang kini tengah populer.

Tapi, di awal perkembangan wisata Bali, destinasi yang waktu itu menjadi primadona adalah Sanur. Bali di tahun 1970-an tidaklah sepadat Bali yang sekarang. Hanya ada beberapa hotel berbintang, itupun setelah Bandara Internasional Ngurah Rai diresmikan pada Agustus 1969.

Kendati hotel masih bisa dihitung jari, nama Sanur sudah mendunia. Wisatawan Eropa dan Amerika berdatangan ke Bali demi melihat matahari terbit di Sanur, sembari menikmati kekayaan budaya dan keramahan masyarakat Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan tahun berlalu, Bali berubah. Semakin banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Bali, pembangunan infrastruktur terus dikebut. Kini tidak perlu susah memastikan reservasi hotel di Pulau Dewata, berbagai jenis penginapan tumpang-tindih di seluruh Bali.

Tapi, Sanur tidak lagi jadi destinasi utama. Pamornya tergilas Kuta, Legian, Seminyak, Ubud dan Canggu. Padahal, Sanur hanya berjarak 30 menit dari Kuta.

Beragam atraksi menarik di Sanur yang dulu pernah dikunjungi ratusan orang, kini terbengkalai. Salah satunya, Taman Festival Bali, yang kini tertutup semak belukar.

Itulah sebabnya diadakan Sanur Village Festival (SVF). Tujuannya, kembali meningkatkan pamor Sanur sebagai salah satu destinasi andalan di Pulau Dewata.

Tahun ini, SVF digelar selama lima hari, mulai 24-28 Agustus 2016. Namun, kisah SVF bukan hanya berusia lima hari, melainkan sebelas tahun.

“Tahun ini sudah tahun kesebelas penyelenggaraan Sanur Village Festival,” ujar Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Chairman SVF 2016, sekaligus penggagas festival tersebut.

“Awalnya, SVF digelar untuk mengangkat kembali pariwisata Sanur, Bali dan Indonesia yang saat itu hancur oleh bom,” ungkap Sidharta.

Dia mengatakan, usai tragedi Bom Bali, industri wisata mati suri.

“Dampak bom itu sangat besar, dan lama. Tidak banyak wisman maupun wisnus yang berkunjung ke Bali, imbasnya pendapatan masyarakat terus merosot,” ujar Sidharta.

Mengadakan festival besar, jelas Sidharta, diharapkan bisa kembali meningkatkan pamor Bali sebagai destinasi wisata Indonesia, juga dunia.

Gabungan Berbagai Elemen Wisata

Bukan hanya sekedar menyajikan bazaar, festival kuliner dan atraksi seni serta budaya, Sanur Village Festival adalah rangkaian acara yang menggabungkan berbagai elemen wisata, termasuk sport tourism.

“SVF memang cuma digelar selama lima hari, tapi rangkaian acaranya sudah dimulai sejak 14 Agustus lalu,” kata dia, sembari menyebut di SVF 2016 terdapat lebih dari 20 events.

Tahun ini, SVF 2016 terdiri dari Sanur Golf Tournament, Environmental Care, Underwater Festival, Fishing Contest, Sanur Kite Festival, Sport Competition, Bali International Triathlon, Phono Competition, Fun Beach Games, Sanur Creative Expo, Food Festival, Jazz Festival dan Yoga.

“Triathlon yang sudah kami buat, ada 1800-an peserta. Lalu belum lama juga ada Inter Hash dengan 6000 peserta. Bukan hanya Sanur yang hidup, tetapi Bali juga semakin hidup,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, SVF 2016 juga menggandeng perusahaan aplikasi dari Hongkong untuk mempromosikan I Discover, yang berisi tentang jalur sepeda, jalur jalan kaki atau jalur trekking di kawasan Sanur.

“Mereka tidak sekedar berolahraga sepeda, tetapi ada kunjugan ke beberapa heritage site yang ada di sana,” sambung Sidharta.

Adapun, Kepala Dinas Pariwisata Bali, AA Agung Yuniartha menyebut selama 11 tahun penyelenggaraannya, SVF sukses mendatangkan jutaan wisatawan mancanegara ke Bali.

“Saat ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sudah sampai 4 juta per tahun. Tapi, untuk seukuran Bali itu masih kurang. Sebab, Singapura yang tidak lebih besar dari Bali, kunjungan wisatawannya mencapai 16 juta. Jadi, memang Bali harus terus dipromosikan lagi,” ucapnya. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER