Arief Yahya Sampaikan Pidato Presiden Jokowi di Shanghai

advetorial | CNN Indonesia
Selasa, 30 Agu 2016 07:39 WIB
Dalam peringatan HUT RI ke-71, Menpar Arief Yahya meng-amplifying pidato Presiden Joko Widodo
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam peringatan HUT RI ke-71, Menpar Arief Yahya meng-amplifying pidato Presiden Joko Widodo. Hal tersebut dilakukan bukan lantaran Menpar Arief Yahya kehabisan stok kata-kata. Bukan  juga karena tidak menemukan ide segar untuk mempromosikan Wonderful Indonesia di depan diaspora di Shanghai yang didominasi oleh pengusaha dan professional anggota INACHAM – Indonesia China Chamber of Commerce di Grand Hyatt Shanghai, Jin Mao Tower, Tiongkok.    

“Saya yakin banyak diantara kalian yang belum mendengarkan pidato Bapak Presiden Joko Widodo. Ini bisa jadi pengobat rindu pada Indonesia. Ini saya kutip, kata-kata beliau yang perlu disimak dan digaris bawahi,” prolog Arief Yahya, Menteri Pariwisata yang berdiri di stage dengan back ground LED bertuliskan “Celebration of the 71 st Anniversary of the Republic Indonesia” itu.     

Inilah kata-kata yang dikutip kembali untuk me-remind bagi yang sudah mendengar.  Bagi yang belum menyimak mereka juga meng-amplifier bagi pidato Presiden Jokowi berikut ini.    

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang kita berada pada era persaingan global. Kompetisi antarnegara luar biasa kerasnya, luar biasa sengitnya. Untuk memenangkan kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu-membahu, dan melakukan terobosan-terobosan. Semua itu demi mempercepat pembangunan nasional, demi meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa.Tanpa keberanian kita keluar dari zona nyaman, kita terus dihadang oleh tiga masalah utama bangsa, yaitu kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Diperlukan langkah-langkah terobosan, diperlukan kecepatan kerja, diperlukan lembaga-lembaga negara yang kuat dan efektif untuk mengatasi tiga masalah utama bangsa tersebut.    

Tahun 2016 ini telah ditetapkan sebagai Tahun Percepatan Pembangunan Nasional. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju. Percepatan pembangunan tersebut mutlak kita perlukan. Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, kita belum mampu memutus rantai kemiskinan, memutus rantai pengangguran, dan memutus rantai kesenjangan sosial.  

Pada tahun percepatan pembangunan ini, Pemerintah fokus pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu, yakniPertama, percepatan pembangunan infrastruktur. Kedua, penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi.
   

Itulah kata-kata penting Presiden Jokowi yang kembali disampaikan oleh Menpar Arief Yahya di depan diaspora di Shanghai. Tiga hal penting dari pernyataan Presiedn Jokowi juga disampaikan kembali ke para pengusaha dan professional di Shanghai itu.    

“Kita masih sulit memutus rantai kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial. Lalu yang akan digenjot adalah infrastruktur, kapasitas produksi dan SDM, serta deregulasi-debirokratisasi. Itulah yang bisa kita perankan semua, melalui sektor Pariwisata,” kata Arief Yahya mengajak para kolega untuk investasi di bidang pariwisata saat ini.    

“Sektor pariwisata dipilih karena pariwisata merupakan sebuah jalan baru, paling cepat. dan paling mudah untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan yang selama 71 tahun kita hadapi. Tahun 2019, pariwisata diproyeksikan menyumbangkan PDB sebesar 15%. Selain itu, pariwisata juga devisa sebesar 20 Milliar USD dan menyerap 13 juta tenaga kerja. Pariwisata juga diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh tanah air,” sambung Arief Yahya.
  Dalam pidato tersebut Presiden Jokowi menyampaikan tiga fokus langkah percepatan. Ketiganya merupakan strategi yang sedang dijalankan di Kementerian Pariwisata.      

“Fokus pertama, Infrastruktur, itu syarat mutlak memajukan pariwisata. Kami sedang percepatan 10 destinasi prioritas, dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Kep Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, BTS Jatim, Mandalika NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.    

Fokus kedua, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Tuntutannya adalah segera memiliki SDM profesional terbaik. Caranya, build, borrow, dan buy. Cara optimal saat ini adalah borrow. Oleh karena itulah kita sekarang didampingi oleh Shadow Management, yaitu para ahli dengan reputasi yang sudah teruji di bidangnya.    

Fokus Ketiga, debirokrasi-deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah kita lakukan antara lain BVK (Bebas Visa Kunjungan) 196 negara termasuk Tiongkok, Pencabutan CAIT untuk industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk wisata kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia.     Ketiga fokus ;angkah percepatan memang sangat diperlukan, sehingga kapal pesiar bisa menaik-turunkan penumpang di pelabuhan-pelabuhan tersebut,” kata Menpar Arief Yahya.    

Menurut Arief Yahya, langkah debirokrasi yang dilakukan adalah implementasi teknologi digital. Masyarakat harus semakin digital karena itu kita kembangkan E-Government, E-Tourism, TXI (Travel Exchange Indonesia), ITDW (Indonesia Travel Data Warehouse) dan lain-lain.“Kami punya War Room untuk menjadi pemain global dan siap bersaing di level internasional,” kata Arief Yahya.  

Mantan Dirut PT Telkom asli Banyuwangi ini juga menunjukkan fakta-fakta situasi pariwisata Indonesia yang belakangan sangat bergairah. “Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi nasional untuk mewujudkan kemakmuran. Peningkatan investasi dan destinasi pariwisata menjadi faktor kunci dalam hal pendapatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja,” kata Arief Yahya.  
Pariwisata juga  telah melakukan lompatan yang luar biasa. Lompatan yang membuatnya menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar dan tercepat di dunia. Industri pariwisata merupakan pilihan yang termudah dan termurah untuk meningkatkan pertumbuhan PDB, menghasilkan devisa, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.    

Pertama, untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB). Data terbaru World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata Indonesia telah memberikan kontribusi 10% dari total GDP. Kontribusi tersebut merupakan nominal tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan PDB pariwisata sebesar 4,8% dan memiliki potensi untuk mencapai 7%. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan industri pertanian, otomotif, manufaktur, dan pertambangan. 
“Selain itu, saya juga ingin menunjukkan bahwa pendapatan dari 1 juta USD valuta asing (valas) dalam pariwisata akan menghasilkan 1,7 juta USD, atau berkontribusi 170% bagi PDB Pariwisata, sebagai penyumbang tertinggi dibandingkan dengan industri lainnya,” kata Arief Yahya.  

Kedua, Pariwisata adalah penghasil devisa dan diambil di dalam negeri. “Tahun 2015, devisa pariwisata peringkat ke-4, berkontribusi 9,3%. Tingkat pertumbuhan tertinggi dialami juga pariwisata, 13%. Industri minyak dan gas, batubara, minyak kelapa sawit, yang selama ini menjadi primadona mengalami pertumbuhan negatif.  

“Ini perlu dicatat baik-baik, biaya pemasaran pariwisata hanya 2% dari proyeksi pendapatan devisa. Jadi tinggal kita balik, kita menginginkan proyeksi berapa, maka 2% nya lah biaya promosinya,” kata Menpar Arief Yahya.  

Ketiga soal ketenaga kerjaan, yang selama bertahun-tahun menjadi problem bagi Indonesia. “Pariwisata Indonesia telah memberikan kontribusi 9,8 juta pekerjaan, atau sekitar 8,4% dalam skala nasional. Peringkat ke-4 dari keseluruhan sektor. Tingkat pertumbuhan total sektor pariwisata adalah 30%, dalam kurun 5 tahun. Pariwisata hanya perlu 5.000 USD untuk membuat satu pekerjaan penuh-waktu, sedangkan industri lain membutuhkan lebih dari 100.000 USD,” jelas Arief Yahya.  

Acara ini juga dihadiri oleh Duber RI untuk China Soegeng Rahardjo, Konjen Shanghai Siti Mauludiah, Presiden INACHAM James Hartono, Chairman INACHAM Liky Sutikno, GM Garuda Indonesia I Wayan Sudiarta, dan tokoh pengusaha lainnya. Sore sebelumnya, Menpar Arief Yahya juga mempresentasikan potensi bisnis Pariwisata Indonesia dalam business forum yang digelar dengan audience yang berbeda. Kemenpar memaparkan 10 Top Destinasi Baru yang biasa disebut sebagai 10 Bali baru itu. (sai/sai)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER