Jakarta, CNN Indonesia -- Belakangan ini, beberapa kota pinggir pantai di Prancis melarang perempuan menggunakan burkini. Burkini adalah baju renang yang menutupi seluruh tubuh dari kaki sampai kepala.
Baju renang model ini biasanya digunakan oleh perempuan muslimah yang memang diharuskan untuk menutup auratnya. Kata-kata burkini sebenarnya merupakan gabungan dari kata burqa dan bikini.
Burqa adalah pakaian longgar berwarna gelap yang menutupi bagian kepala sampai kaki. Di bagian matanya terdapat jala-jala yang memungkinkan si pengguna untuk melihat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja ini bukanlah pertama kalinya Prancis melarang penggunaan kerudung atau hal-hal yang berhubungan dengan Islam.
Di tahun 2011 lalu, Prancis menjadi negara pertama di Eropa yang melarang burqa dan cadar niqab. Tujuh tahun sebelumnya, Prancis juga mengesahkan undang-undang yang mencegah para siswa menggunakan beragam bentuk simbol agama, termasuk kerudung.
Bikini
Bikini seperti yang kita kenal sekarang ini muncul pada tahun 1946. Bikini seperti sekarang ini diciptakan oleh Louis Reard, seorang desainer dari Prancis.
Istilah bikini ini diciptakan sebagai sebuah penghormatan kepada pengujian bom atom di Bikini Atoll, Kepulauan Marshall. Dia mengatakan bahwa pemilihan nama tersebut diharapkan untuk bisa memberikan efek syok budaya yang sama dengan dampak ledakan bom pada geopolitik.
Pada saat yang sama, mengutip Quartz, rekan desainer, Jacques Heim memperkenalkan bikini dengan versi two pieces. Tujuannya untuk meniru bom atom.
Hanya saja koleksi Reard tak langsung disukai. Beberapa perempuan justru merasa ketakutan karena baju ini dianggap seperti ancaman bagi kepatutan. Sebelum tahun 1950-an, Spanyol dan Italia melarang penggunaan bikini di pantai mereka. Vatikan pun menganggap penggunaan bikini adalah sebuah dosa. Bikini juga mendapatkan perlawanan di beberapa negara bagian Amerika sebelum menjadi item yang diterima sebagai pakaian pantai di tahun 1960-an.
Namun dalam majalah Smithsonian, pakaian ini sudah ada pasca-Perang Dunia ke-dua. Sebuah ilustrasi dari abad ke-4 di Roma
menunjukkan seorang perempuan mengenakan pakaian atletik two pieces pada tahun 1400 SM. Sedangkan versi Reard sendiri adalah versi yang lebih berani.
BurkiniBurkini sendiri diciptakan oleh Aheda Zanetti, seorang desainer asal Australia.
Desainer Libanon-Australia ini menggabungkan istilah burqa dengan bikini pada tahun 2004 lalu. Dia mengaku bahwa dia menggambarkan sebagai semacam mantel yang menutupi semua bagian, sedangkan di ujung lainnya ada bikini.
"Saya menggabungkan keduanya," kata Zanetti kepada The Guardian.
"Ini tentang integrasi dan penerimaan serta bagaimana menjadi sama tanpa dihakimi. Sulit bagi kami saat itu, komunitas Muslim. Mereka memiliki rasa takut melangkah keluar, termasuk ke kolam renang umum dan sebagainya."
Dia mengungkapkan, ketika menciptakan burkini tujuannya adalah untuk memberikan kebebasan pada perempuan. Bukan untuk merebutnya.
"Mengapa perempuan harus dilarang untuk bermain voli pantai karena keyakinannya (harus memakai jilbab)?" ucapnya.
Sejak pelarangannya, burkini ternyata justru laris manis dipesan. "Sangat sibuk. Pada hari Minggu, kami menerima 60 pesanan daring, semuanya dari wanita non-Muslim," ujar wanita Australia keturunan Libanon ini.
Biasanya wanita 48 ini menerima rata-rata hanya 10-12 pesanan daring pada hari Minggu.
"Saya hanya ingin melakukan sesuatu yang positif dan siapa saja bisa memakai ini, Kristen, Yahudi, Hindu. Itu hanyalah pakaian yang sesuai untuk kesopanan, seseorang yang memiliki kanker kulit, atau seorang ibu yang baru melahirkan dan tak ingin memakai bikini. Itu tidak melambangkan Islam," kata dia.
(chs)