Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut hasil penelitian terbaru, ada hubungan antara para pembelanja berbagai barang mewah dengan kemampuan mereka berempati.
Mengutip Fortune, sebuah studi mengungkapkan orang yang suka belanja berbagai barang mewah cenderung punya empati dan keinginan yang rendah untuk membantu orang asing. Kondisi ini dibandingkan dengan orang-orang yang tidak belanja di toko-toko
haute couture.
Para peneliti di Paris Descartes University dan University of Southern Brittany melaporkan bahwa adanya barang mewah akan membuat orang jadi 'tak punya belas kasihan.'
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menggunakan jalanan di Paris sebagai laboratorium mereka, para ilmuwan sosial menguji bagaimana lingkungan memengaruhi kemurahan hati seseorang.
Sekelompok perempuan berperan sebagai orang yang sedang kesusahan. Mereka melancarkan aksinya di depan toko barang mewah Louis Vuitton, Dior, Chanel, Prada, dan Versace.
Para relawan terkadang berpura-pura untuk berjalan dengan bantuan tongkat, pura-pura bingung setelah menjatuhkan barang-barang di depan objek yang mencurigakan. Mereka juga berpura-pura meminjam ponsel sampai mengawasi teman yang ada di kursi roda.
Hasil terburuk didapatkan di depan butik-butik mewah. "Di depan butik mewah, hanya sedikit orang yang menawarkan bantuan," kata peneliti.
Hanya sekitar 35 persen orang di toko barang mewah yang mau membantu relawan. Sementara itu ada 77,5 persen dari orang yang ada di depan toko biasa yang membantu.
Para peneliti mengambil teori bahwa materialisme dan orang yang memiliki tingkat konsumsi tinggi membuat orang kurang punya empati terhadap sesama manusia.
Jadi perhatikanlah lokasi di mana Anda mencari bantuan.
(vga)