Jakarta, CNN Indonesia -- Berbicara soal potensi wisata, Indonesia punya banyak hal yang bisa ditawarkan pada turis. Mulai dari kekayaan budaya dan sejarah, panorama alam, hingga artistektur dan ragam kuliner. Tapi, potensi tersebut masih terhambat satu kendala: akses.
Itu disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Alasan Indonesia masih kalah dari Malaysia, Singapura dan Thailand dalam jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) adalah akses, terutama konektivitas melalui udara.
Direct flight ke Indonesia masih minim,” ujar Arief, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, sebanyak 75 persen turis datang ke Indonesia lewat jalur udara. “Hanya Kepulauan Riau 24 persen pakai kapal penyeberangan, sisanya satu persen, pelintas batas atau cross border. Jadi kalau mau menggenjot wisman, ya jalur udara yang harus dibedah satu per satu,” tuturnya.
Itulah alasannya Arief gencar memajukan transportasi udara, salah satunya lewat kerjasama dengan maskapai, baik maskapai nasional maupun asing.
"Intinya, kami meminta perusahaan penerbangan untuk lebih agresif, lebih berani membuka jalur penerbangan ke destinasi wisata Indonesia," jelas Arief.
Selain Lion Air yang akan membuka jalur baru ke Davao dan Cebu, Filipina, dari Manado, maskapai asal Malaysia juga akan membuka jalur penerbangan langsung dari India ke beberapa destinasi di Indonesia.
“Tujaunnya agar ada
direct flight ke Indonesia dari India, tanpa melewati Kuala Lumpur maupun Singapura,” tutur Tony Fernandes, pemilik Air Asia Group, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pekan ini.
Tony optimistis, di tahun 2019 mendatang, maskapainya bisa membawa jutaan wisman ke Indonesia, terlebih kini Air Asia sudah memiliki jadwal penerbangan langsung dari Australia, yakni Sydney, Melbourne, dan Perth.
“Kami optimistis bisa membawa 6 juta wisman ke Indonesia tahun 2019," sebutnya.
Tidak hanya mengangkut wisman ke Indonesia, kerjasama Kemenpar dengan Air Asia juga berupa promosi bersama. “Seluruh media promosi Air Asia bisa di co-branding dengan Wonderful Indonesia,” tambah Tony.
Selain India dan Australia, sasaran Kementrian Pariwisata untuk meningkatkan kunjungan turis asing adalah pasar ‘berdompet tebal’ seperti China, Hong Kong, Makau, Taiwan, Korea, dan Jepang. Adapun, pasar yang terus dipertahankan dan dikembangkan adalah Singapura, Malaysia, serta Filipina.
Adapun, di sisi lain, Arief juga berusaha mempercepat pembangunan infrastruktur guna mendukung agresitivitas jalur penerbangan di Tanah Air.
 Pembangunan infrastruktur bandara menjadi salah satu kunci meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Menambah Jumlah Bandara InternasionalSalah satunya adalah dengan menaikkan status Bandara H.A.S. Hananjoeddin di Belitung menjadi bandara internasional.
“Sebelum akhir Desember 2016, kami naikkan status bandara Hananjoeddin Belitung menjadi bandara internasional. Tidak harus menunggu 2018, kelamaan,” terang Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Tanjung Binga, Sijuk, Belitung, beberapa waktu lalu.
Budi menyebut, terminal yang ada akan disekat menjadi terminal domestik dan internasional, termasuk menyiapkan pelayanan CIQP (Customs, Imigration, Quarantine, Port) atau prosedur kepabeanan, imigrasi, serta karantina.
Tidak berhenti sampai disitu, peningkatan fasilitas bandara juga terus dilakukan, mengingat saat ini rata-rata kunjungan turis ke Negeri Laskar Pelangi terus meningkat.
“Rata-rata per hari sudah dua ribu penumpang yang lalu lalang di Belitung. Belum termasuk pengantar dan penjemput yang jumlahnya terus meningkat,” terang Budi.
Landasan pacu di bandara tersebut juga akan diperpanjang hingga 2500 meter, sehingga bisa didarati Boeing 737-800 yang kapasitas angkutnya lebih besar.
Soal konektivitas ke destinasi lain juga tidak ketinggalan menjadi fokus. “Nanti akan segera beroperasi bus Damri dari Bandara-Tanjung Kelayang untuk mempermudah arus transportasi. Juga Kapal Roro yang berkeliling dari pulau ke pulau, menghubungkan secara regular Bangka-Belitung,” sebut dia.
Selain itu, cara lain yang juga dilakukan Indonesia untuk terus menggenjot angka kunjungan wisman adalah dengan menghidupkan kembali jalur maritim di Nusantara. “Itu karena beberapa pulau di Indonesia, lebih mudah diakses lewat jalur laut,” tambah Arief.
(les)