Jakarta, CNN Indonesia -- Kata pendangdut Rhoma Irama, "Darah muda, darahnya para remaja." Begitu lah, kehidupan kaum muda memang dinamis. Semangatnya berapi-api, egonya pun bergelora. Mereka selalu mencari berbagai wadah untuk mengekpresikan diri.
Kondisi ini disadari benar oleh Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977, Ali Sadikin. Bang Ali—sapaan akrabnya—menggagas sebuah wadah penyaluran beragam minat dan bakat remaja Jakarta. Pada saat yang sama, Ibu Kota memang tengah bergiat membangun diri.
Bang Ali akhirnya memilih sebuah lahan di tengah kota Jakarta, Kebayoran Baru, untuk dibangun sebuah komplek
Youth Centre, pada 25 Juni 1969. Komplek ini kemudian diresmikan pada 16 April 1970 dan diberi nama Gelanggang Remaja Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komplek Youth Centre itu menjadi pionir berdirinya gelanggang remaja lain di Jakarta, dan daerah-daerah lain di Indonesia. Kini, komplek itu akrab disebut Gelanggang Olahraga (GOR) Bulungan.
Pembangunan gelanggang remaja yang berfungsi menunjang aktivitas para muda-mudi ini kemudian dilengkapi berbagai fasilitas, seperti gedung olahraga, sarana kegiatan umum, hingga pementasan seni, macam gedung teater dan budaya.
Reinkarnasi Kawasan 'Bergairah'Namun tak semua daerah bernasib seperti Bulungan yang seperti ditakdirkan menjadi pusat gaul anak muda Ibu Kota. Beberapa gelanggang remaja yang kini berdiri justru memiliki sejarah kelam.
Salah satunya adalah Gelanggang Remaja Jakarta Pusat, atau masyarakat sering menyebutnya dengan GOR Senen yang terletak di Jalan Stasiun Senen Nomor 1. Dahulu kala, masyarakat sekitar menyebut tempat itu Planet Senen.
"Planet Senen dahulu tempat enggak benarlah. Banyak prostitusi," kata Didi Kusnadi, pimpinan fasilitas GOR Senen, saat dikunjungi CNNIndonesia.com, baru-baru ini.
Dahulu, para penjaja dan pencari hasrat bertebaran di kawasan Planet Senen hingga Gunung Sahari. Kawasan ini pun banyak dikenal warga sebagai daerah kumuh, penuh copet, banyak pemulung, kotor, dan sempit.
Namun di sisi lain, Planet Senen juga jadi 'markas' berbagai orkes dangdut dan melayu. Menurut penuturan beberapa warga di kawasan eks-Planet Senen ini, beberapa seniman yang pernah berdendang di tempat tersebut adalah Meggy Z dan Rhoma Irama.
Kemudian Bang Ali datang menggusur kawasan kumuh itu dan membangunnya menjadi gelanggang remaja seperti Bulungan. Bang Ali meresmikan Youth Centre tersebut dengan nama Gelanggang Remaja Planet Senen pada 20 Agustus 1974.
Lantaran nama Planet Senen kadung punya citra tak menyenangkan di masyarakat, maka nama berganti menjadi Gelanggang Remaja Jakarta Pusat. Kini, kawasan itu pun tetap didatangi orang yang bergairah, antara lain untuk berolahraga dan mengembangkan minat serta bakatnya di jalan yang lebih bermanfaat.
 Sudut Gelanggang Remaja Jakarta Selatan atau yang biasa disebut GOR Bulungan, Kamis (8/9). (CNNIndonesia/Endro Priherdityo) |
Berusaha Tetap 'Muda'Ratusan pusat perbelanjaan dan hiburan boleh saja terus tumbuh di tanah Jakarta. Namun sejumlah gelanggang remaja ini ternyata tak mengalami penurunan jumlah pengunjung.
Walau tak seramai pusat belanja ketika pekan diskon, bila merujuk rekapitulasi pengunjung yang dikeluarkan Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan mulai Januari hingga Agustus 2016, kunjungan ke Gedung Olahraga dan Gedung Pertunjukan di Jalan Bulungan itu rata-rata mencapai 3.600 orang per bulan.
Berdasarkan data tersebut, tren kunjungan ke GOR Bulungan mencapai puncak pada April dan Mei. Kemudian mengalami penurunan terendah saat Bulan Ramadhan serta libur Idul Fitri, yaitu Juni dan Juli.
"Kunjungan ke gedung olahraga ini terus ada setiap harinya, selain memang sudah terjadwal. Yang datang mulai dari anak sekolah sampai masyarakat umum, baik di sekitar Kebayoran Baru sampai yang jauh juga pernah datang ke sini," kata Sri Sumiyati, pengelola gedung olahraga Bulungan, saat ditemui CNNIndonesia.com dalam kesempatan terpisah, baru-baru ini.
Kunjungan dan pemanfaatan gedung menjadi salah satu 'nyawa' yang membuat gelanggang remaja tak kehilangan jiwa 'muda' meski banyak pusat hiburan yang memikat golongan belia bertebaran di Jakarta.
Untuk ke gelanggang remaja, masyarakat hanya perlu membayar sejumlah uang retribusi yang sudah disesuaikan dengan masing-masing jenis kegiatan, mulai dari Rp4 ribu hingga puluhan ribu sesuai durasi waktu tertentu.
 Penambahan berbagai fasilitas di GOR mulai dari tempat kebugaran hingga kolam renang ramai-ramai digunakan masyarakat yang sadar akan kesehatan mereka. (CNNIndonesia/Endro Priherdityo) |
Siti mengatakan bahwa pembiayaan dan perawatan fasilitas ditanggung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah DKI melalui anggaran belanja daerah. Dan meski untuk perawatan dan peremajaan masih perlu pengajuan terlebih dahulu hingga setahun sebelumnya, namun fasilitas di gelanggang dirasa cukup baik oleh warga.
"Tempat gelanggang dan pertunjukkan ini cukup bagus dan paling nyaman digunakan, walau ada satu-dua kursi rusak. Namun ini sudah terasa cukup buat kami." kata Afanin SN, siswi kelas XI SMAN 32 Jakarta yang tengah mengadakan pentas teater SMA se-Jakarta di Gedung Pertunjukan Bulungan.
Begitu pula dengan yang dirasakan oleh pengunjung GOR Senen, Jakarta Pusat. Penambahan berbagai fasilitas mulai dari tempat kebugaran hingga kolam renang ramai-ramai digunakan masyarakat yang sadar akan kesehatan mereka.
"Semua peralatan kebugaran saya coba, dan saat saya berolahraga pada pagi hari dagangan saya dijaga oleh anak," kata Muchlis, pedagang daging Pasar Senen yang berdomisili di Pondok Gede, Bekasi.
"Kolam renang semakin bersih. Dahulu, saat muda saya kerap berenang di sini dan ada penampilan band, namun sekarang dari pengeras suara saja," kata Trika, salah satu pengguna kolam renang GOR Senen yang juga memanfaatkan kunjungan ke gelanggang remaja sebagai latihan motorik anak sekaligus hiburan.
Bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional pada hari ini (9/9), tentu sungguh menyenangkan melihat Gelanggang Remaja atau Youth Center yang dirintis lebih dari 40 tahun lalu masih berdiri dan memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama kaum remaja yang darahnya muda.
(end/vga)