Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena
Hallyu atau
Korean Wave bukan cuma melanda Indonesia. China adalah salah satu penikmat Hallyu yang sangat besar. Sejak awal 2000-an, gempuran budaya Korea Selatan mulai menginvasi China.
Makanan apa yang disantap bintang pop Korea Selatan, apa yang dikenakan dan apa yang dipakai menjadi tren tersendiri bagi konsumen China.
Tak tanggung-tanggung, Hallyu juga membuat warga China rela menghabiskan waktu liburan di tempat syuting lokasi drama terkenal. Lebih dari 13 juta pengunjung datang ke Korea pada 2015 lalu. Dan China adalah pengunjung utamanya, sebanyak 5,9 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keuntungan perdagangan antara Korea Selatan dengan China pun meningkat pesat. Nilainya mencapai US$289 miliar setahun.
"Seluruh budaya Korea, dari wisata, hiburan, makanan, kecantikan dan fesyen, sudah membuat banyak hal dari Korea Selatan jadi populer," kata Deborah Cheng, petinggi sebuah ritel
multifashion di Hong Kong yang juga membawa label Korea seperti Stylenanda, J Koo, Steve J & Yoni P, serta Juun J.
Tak dimungkiri, berkat adanya pengaruh besar mereka di pasar China, bintang K-pop kini menjadi aset berharga bagi lini-lini barang mewah di dunia fesyen. Chanel, Gucci, Swarovski, Alexander Wang, Moschino dan sederet lini fesyen lainnya sudah bekerja sama dengan bintang K-pop dalam berbagai kampanyenya.
Bukan cuma itu, lini busana mewah ini juga menyediakan kursi
front row bagi bintang K-pop di fashion show mereka.
Aktris dalam film
Doctors, Park Shin Hye, G Dragon dan Taeyang dari Big Bang juga mendapat kesempatan duduk di
front row fashion show Resort 2015 di Seoul.
G Dragon yang dikenal juga sebagai GD memiliki kiprah fesyen yang diakui di dunia. Beberapa waktu lalu, dia juga sempat menjadi sampul majalah
Vogue Korea dan
Vogue China bersama model Bella Hadid.
"Sekarang ini, Korea Selatan adalah negara paling berpengaruh di Asia. Dengan energi dan kreativitasnya, budaya, musik dan selebriti di televisi punya pengaruh kuat di China dan Jepang," kata Bruno Pavlovsky, president of fashion di Chanel.
Berbagai hal ini menyebabkan adanya ketergantungan Korea Selatan pada pasar China. Hanya saja karena banyak alasan, pemerintah China pun mulai membatasi ekspansi Korea Selatan dalam berbagai hal, termasuk adanya K-pop dan K-drama.
"Pemerintah China membatalkan hampir semua penampilan publik dan televisi para bintang Korea," kata Brian Buchwald, co founder dan chief executive consumer intelligence firm, Bomoda, dikutip
Business of Fashion. Sejak Agustus lalu, jaringan televisi China, Jiangsu sudah mengaburkan gambar beberapa bintang K-pop di televisi. Salah satunya adalah penyanyi Gangnam Style, Psy, dan boy band ikon.
Bukan cuma itu, acara jumpa penggemar Kim Woo Bin dan Suzy Bae, pemeran film
Uncontrollably Fond di Beijing dilaporkan ditunda tanpa alasan yang jelas.
 G Dragon (Dok. Big Bang via Facebook) |
Hal tersebut bukan tak mungkin China lama-kelamaan memunculkan kemungkinan pelarangan impor Korea Selatan ke China.
"Larangan potensi impor dari Korea Selatan ke China akan sangat besar. Korea Selatan adalah net-eksportir barang. Dan mereka lebih bergantung pada sistem penjualan ini dibandingkan negara tetangga seperti Jepang. Sekitar seperempat barang ekspor Korea Selatan diperuntukkan bagi China, sehingga setiap perombakan hubungan kerja sama ini akan menurunkan perekonomian Korea Selatan," kata Buchwald.
Riak hubungan yang mulai 'asam' antara China dan Korea Selatan ini dianggap bakal memiliki implikasi serius untuk fesyen dan barang mewah merek dunia.
"Pengetatan persetujuan pemerintah pada penampilan dan acara lain dari artis Korea, serta kemungkinan pembatasan tayangan Korea Selatan, dan distribusi filmnya di China, maka pengaruh budaya Korea akan mulai berkurang sedikit demi sedikit. Keinginan untuk memiliki serta memakai produk Korea pun akan menurun karena kurangnya promosi," kata Cheng.
Konsekuensinya mulai terlihat jelas bagi beberapa perusahaan Korea. Saham produsen kosmetik Korea Selatan yang 'menampung' lebih dari 26 merek kosmetik seperti Sulwhasoo, Etude House, dan Laneige turun empat persen setelah adanya oposisi China ke Thaad. Mereka kehilangan lebih dari 1 triliun won (US$886 juta) dalam satu hari.
Sementara itu, dari dunia hiburan, SM Entertaiment, managemen dari Girls Generation, dan YG Entertainment yang sempat menerima investasi US$80 juta dari LVMH pada 2014 lalu, melihat saham mereka turun lebih dari 20 persen. Hal ini diduga karena adanya sengketa dengan China dan hubungan kedua negara yang memburuk.
Masalah tersebut membuat pengamat pasar memiliki banyak pertanyaan. Termasuk berapa lama hubungan kedua negara akan berpengaruh pada fenomena Hallyu. Mungkinkah ini merupakan upaya China untuk bisa memecahkan gelombang invasi Korea Selatan di negaranya?
(vga)