Balinale Jadi Ajang Explor Keindahan Indonesia Melalui Film

adv | CNN Indonesia
Jumat, 16 Sep 2016 14:49 WIB
Pastinya Anda sudah tidak asing lagi dengan Julia Roberts.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Pastinya Anda sudah tidak asing lagi dengan Julia Roberts. Pemeran film Eat Pray and Love itu, sudah banyak berkontrbusi untuk mengangkat Pulau Dewata ke dunia internasional. Tentu saja karena Bali memiliki keindahan alam dan eksotisme yang luar biasa.

Di samping itu, ada juga film Lord of The Rings yang juga kuat dalam menciptakan legenda di New Zealand. Film tersebut berhasil membuat Selandia Baru menjadi destinasi wisata dunia. Sebab latar belakangnya diambil lewat keindahan negara Pasifik tersebut.

Laskar Pelangi merupakan film skala nasional yang juga berhasil melambungkan nama Belitung di peta pariwisata tanah air. Tenyata, film dan pariwisata merupakan dua sisi mata uang yang saling menguatkan. Oleh sebab itu, komunitas film rencananya akan menggenjot film untuk kepentingan Pariwisata Indonesia. Komunitas film juga akan menggelar acara di Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bali memang menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 40%. Oleh sebab itu, pulau seribu pura itu dipilih sebagai lokasi perhelatan acara Bali International Film Festival (Balinale). Rencananya, acara tersebut akan digelar pada tanggal 24 hingga 30 September 2016, mendatang.

"Saat ini sudah memasuki tahun kesepuluh. Acara tersebut rencananya akan digelar di Bioskop Cinemaxx terbaru yang terletak di Lippo Mall Kuta, Kuta, Kabupaten Badung, Bali," ujar Deborah Gabinetti, founder sekaligus direktur Balinale.

Deborah juga mengatakan, akan ada berbagai macam film yang diputar untuk mengisi acara tersebut. Di antara film-film tersebut nantinya akan dipilih film yang keluar sebagai pemenang. Film-film tersebut berasal dari berbagai negara di belahan dunia. Sineas Indonesia juga termasuk salah satu yang mengikuti ajang bergengsi tersebut.

"Balinale menjanjikan film-film yang menunjukkan dan memaparkan kekayaan dan keberagaman manusia, tempat, budaya, dan keyakinan. Para pembuat film dan artis berkesempatan untuk bertemu dan berdiskusi," ungkap Deborah.

Menurut Deborah, panitia siap menghadirkan lebih dari 100 judul film yang berasal dari 31 negara.Tahun ini, Balinale mengusung tema ‘No Boundaries’. Sebab tidak adanya batasan dalam menuangkan segala bentuk kreativitas dan ekspresi ke dalam sebuah film.

Kategori Asian Premier juga ambil bagian di Balinale. Film tersebut, di antaranya Early Winter (Kanada/Australia), Rigoberta Menchu: Daughter of the Maya (AS), Mr. Gaga (Israel), Elle (Prancis) danHunt for the WIlderpeople (Selandia Baru). Selain itu, film Indonesia unggulan juga ikut ambil bagian. Film A Copy of My Mind, My Stupid Boss, The Promise dan Negeri Van Oranje juga akan ditayangkan di sana.

Beberapa sneak peak trailer film-film Indonesia yang akan tayang bisa dipastikan akan disuguhkan di Balinale. Film tersebut, di antaranya adalah Perfect Dreams yang dibintangi Ferry Salim dan Wulan Guritno serta Firegate, film besutan sutradara Rizal Mantovani yang dibintangi Julie Estelle, Dwi Sasono, dan Reza Rahadian.

Di samping itu,Deborah juga mengungkapkan bahwa ajang ini sangat bermanfaat untuk menjalin networking dengan para film maker dan produser film seluruh dunia.“Kami tentu saja mempromosikan Indonesia kepada mereka agar mereka tertarik untuk membuat produksi film di Indonesia. Beberapa dari mereka sangat antusias untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting film," ujarnya.

Balinale 2016 ternyata mendapatkan respon positif dari para produser dan film maker di seluruh dunia. Hal itu terbukti dari jumlah film yang terdaftar. Tahun ini jumlah film yang terdaftar mengalami peningkatan mencapai 355 film yang berasal dari 55 negara.

“Hal terpenting adalah membawa mereka (film maker dan produser internasional) ke Indonesia terlebih dahulu. Setelah mereka melihat Indonesia seperti apa, industri filmnya seperti apa, semoga mereka tertarik untuk mengeksplor Indonesia lebih banyak lagi sebagai lokasi syutingnya" kata Deborah.

Selain itu, Deborah menambahkan agar masyarakat umum dapat ikut berpartisipasi atau menikmati sajian film yang diputar di dalam studio. Rencanaya panitia akan menyiapkan layar lebar di depan gedung. Dengan adanya layar lebar tersebut, diharapkan film dapat dinikmati juga oleh masyarakat lokal dan wisatawan yang tidak punya kesempatan untuk menikmati film di dalam studio.

"Balinale sudah diakui secara internasional dalam hal kualitas dan keragaman programnya. Balinale memuat semua genre film, di antaranya ada independen, fiksi, dokumenter, film panjang, film pendek, dan fitur,"kata Deborah.

Sejauh ini, Balinale juga aktif berpartisipasi dan memberikan kontribusi dalam kegiatan industri film lainnya. Sebut saja, Asia Pacific Screen Awards (Brisbane, Australia), ASEAN International Film Festival & Awards (Kuching, Malaysia), Asian Film Commissions Network (20 member countries), dan American Film Showcase and Sundance Institute’s Film Forward.

Bisa dipastikan Menpar Arief Yahya menyambut positif pelaksanaan Balinalle Film Festival 2016 itu. Event ini akan semakin memperkuat Bali dan Indonesia sebagai destinasi untuk membuat film kelas dunia. Film adalah produk dari ekonomi kreatif yang terus berkembang dan makin pesat. Saat ini film sudah ditangani okeh Bekraf atau Badan Ekonomi Kreatif. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER