Menpar Arief Yahya Gencar Gaungkan Gerakan Go Digital

adv | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Sep 2016 17:58 WIB
Arief Yahya rupanya benar-benar serius mengaungkan Gerakan Go Digital.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Arief Yahya rupanya benar-benar serius mengaungkan Gerakan Go Digital. Hal itu, terungkap dalam Rakornas III Pariwisata 2016. Hal tersebut nampaknya bukan hanya sekedar gerakan move on. Di Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata, hal ini diartikan sebagai move up. Move up merupakan gerakan untuk naik ke keadaan yang lebih baik dan tidak hanya sekedar bergeser ke jalur horizontal.

"Pelan-pelan kami sudah mulai membiasakan diri masuk ke iklim digital. Manfaat dari teknologi informasi sekarang ini sangat besar. Mulai dari smartphone yang ukurannya kecil saja kita bisa memanfaatkannya untuk berbagai macam hal," kata Esthy Reko Astuti, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Jumat (16/9).

Ucapan Esthy itu bukan tanpa mobile phone alasan. Sebab, data U.S. Census Bureau serves Amerika pun ikut mendukung statementnya. U.S. Census Bureau serves Amerika merupakan penyedia layanan data tingkat dunia. Disebutkan bahwa penduduk Indonesia mencapai 259,1 juta dan dari jumlah itu, 88,1 juta di antaranya merupakan pengguna aktif internet. Sebanyak 79 juta pengguna aktif social media. Sementara, 66 juta aktif di sosmed mobile phone. Angka penduduk yang melek digital jumlahnya sudah sepertiga penduduk Indonesia.Jumlah tersebut memang sangat tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan fakta tersebut, mau tidak mau dan suka tidak suka, Divisi Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata juga harus ikut terjun ke dalam arusnya. Cepat atau lambat, memang haarus bertransformasi ke digital. Semua lini dituntut harus bisa mengukur dan menghitung posisi saat ini. Terutaman dalam menghitung proyeksi ke depan. Tujuannya, untuk mengelola seluruh kebutuhan wisatawan.

"Di era digital saat ini, analisa data itu sangat penting dan mendasar. Semua harus bisa diukur," terang Esthy.

Menurut Esthy, dengan proyeksi 260 juta perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) di 2016, sulit untuk menerapkan strategi tanpa bantuan digital. Tanpa digital, banyak masalah yang sulit dicarikan solusinya. Dari mulai sebaran wisnus yang belum merata, data kunjungan wisatawan yang belum tersedia real time, peningkatan sinergi antar stakeholder yang sulit terealisasi hingga metode promosi. Semuanya sulit untuk dicarikan jalan keluar. Perlu kerja ekstra keras dan sumber daya yang besar untuk mengatasi semuanya.

Namun, menurut Esthy, kini semuanya tidak perlu merasa direpotkan. Ada inovasi digital via Monitoring Information System (MIS) dan Dashboard Digital Data yang siap menyajikan data dengan akurat. Pergerakan wisnus jadi mudah terpantau. Semua terpantau dengan basis seluler yang real time. Strategi menggaet target 275 juta perjalanan wisnus juga terasa tidak sulit lagi. Sudah ada Customer Service System (CSS) yang mulai diterapkan. Mulai dari SMS, Digital Survey, Viral Marketing, hingga programatic digital promotion, semua sudah mulai dilakukan dengan basis digital.

Di MIS Dashboard wisnus, BIdang Pemasaran Promosi Pariwisata Nusantara sudah menggunakan marketing strategy, Origin, Destination, dan Timeline. Sekarang, cara ini sudah diterapkan di tujuh kota. Sebut saja Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, Semuanya sudah mulai terlayani dengan MIS Dashboard wisnus

Coba saja untuk berwisata ke tujuh kota tersebut untuk mengetahui kebenarannya . Saat wisnus tiba di stasiun, bandara, terminal, atau perbatasan kota, wisnus akan mendapat SMS LBA sesuai dengan profilenya.

"Misalnya, SMS ucapan Selamat datang di Surabaya, ikuti Pekan Budaya Surabaya. Info lengkap http;//ow.ly.sby, Wisatawan tinggal klik link ke landing page informasi, kemudian ke info relevan di indonesia.travel. Semudah itu," beber Esthy.

Akan ada promosi even lokal, promosi destinasi baru, penyebaran wisnus, dan pastinya gaya digital ini dapat dimanfaatkan oleh dunia industri. Dari situ Esthy bisa dengan mudah mengukur tingkat kepuasan wisatawan hingga jenis wisata yang diminati wisatawan.

"Saat Festival Kemerdekaan Pesona Danau Toba sudah kami coba.Kami membuat Video Blogging dengan endorser Arief muhammad dan Shalsabila, dua vlog papan atas Indonesia. Responnya sangat bagus. Dalam dua minggu ada 290 ribu impresi dan 8.335 like," ungkap Esthy.

Dengan respons tinggi tadi, Esthy jadi makin yakin gerakan digital bisa mendorong pariwisata naik kelas. Bisa segera mendunia. Karenanya, inovasi digital akan terus ditebarkan kemana-mana.

"Digital survey sekarang 7 kota. ke depan 34 kabupaten/kota dan 10 destinasi. Viral marketing, sekarang baru 1 even, nanti akan mencakup 10 even utama," ujar Esthy.

Layanan SMS LBA yang baru menjangkau 7 provinsi akan ditingkatkan menjadi 34 provinsi dan 10 destinasidi 2017. Frekuensi penyebarannya juga akan disesuaikan. Jumlah 900 ribu sms untuk tujuh kota akan dinaikkan menjadi 1 juta sms per kabupaten/kota. Jangkauannya akan disesuaikan mencakup 34 kabupaten/kota di 10 destinasi. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER