Festival Palu Nomoni Dimeriahkan dengan Berbagai Ritual Adat

adv | CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 14:24 WIB
Tanggal 24 hingga 26 September nanti, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) akan mendukung salah satu event yang digelar di kota Palu.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Tanggal 24 hingga 26 September nanti, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) akan mendukung salah satu event yang digelar di kota Palu. Perhelatan Festival Pesona Palu Nomoni yang diselenggarakan di Kota Palu kini tinggal menghitung hari.

"Kami sudah mendapatkan kabar dari panitia bahwa akan disediakan sembilan panggung pertunjukkan dan lima arena ritual di sepanjang 7,2 km Teluk Palu. Kami yakin sensasinya akan luar biasa dan sangat menghibur," ujar Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Raseno Arya.

Raseno juga mengungkapkan bahwa pembangunan panggung tersebut sudah berlangsung selama dua hari terakhir. Diawali dari pembangunan panggung utama seluas 22 x 12 m untuk dijadikan pusat kegiatan pembukaan dan penutupan acara. Panggung utama tersebut dibangun di bagian utara Teluk Palu,lebih tepatnya di dekat lokasi penggaraman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut panitia, lokasi tersebut dipilih karena areanya luas. Selain itu, lokasinya juga strategis. Di sana para pengunjung dapat melihat secara empat dimensi, juga dapat menikmati keindahan kota Palu, yakni teluk, lembah, sungai, gunung, dan penggaraman," kata Raseno.

Lokasi penggaraman tersebut juga unik karena berada di tengah kota dan hingga kini masih lestari. Sebab, lokasi penggaraman diwariskan secara turun temurun oleh pemiliknya. Selain itu, lokasi panggung utama ini diperkirakan bisa menampung 2.000 hingga 2.500 pengunjung sekaligus.

"Dari sembilan panggung yang akan dibangun, delapan di antaranya akan digunakan sebagai pertunjukan seni budaya nusantara. Selain itu, sejumlah perwakilan budaya dari berbagai etnis seperti Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi Selatan sudah siap mengisi sejumlah panggung tersebut," jelas Raseno.

Hidayat selaku Walikota Palu juga mengatakan bahwa panggung nusantara tersebut dapat didekorasi sesuai dengan budaya atau adat dari daerah mana saja yang ingin menampilkan budayanya.Nantinya, aka nada 5 arena pertunjukan ritual adat balia, selain dari sembilan panggung itu. Ritual adat balia merupakan ritual masyarakat Kaili yang mendiami lembah Palu.

Ritual balia dilakukan dengan menginjak bara api secara berulang. Hal tersebut diyakini oleh masyarakat setempat dapat menyembuhkan orang sakit dengan kekuatan magis. "Kita hanya ingin ritual ini jadi seni pertunjukan karena sudah hampir punah. Diharapkan melalui pertunjukan itu, generasi sekarang masih bisa menyaksikan tradisi ini," kata Hidayat yang berharap Menpar Arief Yahya bisa hadir di Palu.

"Ada sepuluh ritual adat balia, kemarin juga sudah disurvei tempatnya. Ritual ini merupakan kekayaan budaya nasional di tanah Kaili," ungkap Sudaryano Lamangkona, salah satu panitia Festival Palu Nomoni yang dihubungi di Palu.

Ritual khas Palu itu, terdiri atas Ritual Pompoura (Tala Bala`a) dari Kelurahan Balaroa dan Ritual Adat Enje Da`a dari kelurahan Donggala Kodi. Ritual tersrbut nantinya akan digelar di depan rumah makan Taman Ria, Teluk Palu. Kemudian Ritual Tampilangi Ulujadi dari Kelurahan Kabonena dan Pompoura Vunja dari Kelurahan Petobo yang akan dilaksanakan di Taman Datokarama.

Selanjutnya, Ritual Manuru Viata Kelurahan Tipo dan Ritual Adat Jinja Kelurahan Lasoani juga akan dilaksanakan di ujung Jembatan 4 Ponulele. Ada lagi ritual Balia Topoledo Kelurahan Taipa dan Vunja Ntana Kelurahan Tanamodindi yang akan dilaksanakan di Tugu Gerhana Matahari Teluk Palu.

Sedangkan ritual Tampilangi Api Kelurahan Kayumalue Pajeko dan Nora Binangga, Kelurahan Kavatuna dilaksanakan di pusat rekreasi masyarakat. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan mulai pukul 17.00 WITA di sepanjang 7.2 km Teluk Palu. Selain ritual adat, juga ada pertunjukan 520 titik obor dan 520 peniup lalove. Lalove merupakan alat musik tradisional Tanah Kaili.

Walikota Palu, Hidayat juga mengungkapkan bahwa Festival Palu Nomoni (Kota Palu bergaung), dahulu bernama Festival Teluk Palu. Kini, festival tersebut dijadikan sebagai ajang promosi Kota Palu dan merupakan destinasi unggulan di Sulawesi Tengah. Festival ini sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Bukan hanya wisatawan lokal saja, melainkan juga wisatawan mancanegara.

"Kegiatan kedua akan mengangkat ritual adat dan budaya dan uniknya kendaraan yang boleh digunakan di sepanjang 7,2 km di Teluk Palu selama festival berlangsung itu hanya dua yakni dokar dan sepeda," kata Hidayat.

Kota Palu di bawah kepemimpinan Hidayat dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu periode 2016-2021 akan dibangun dengan visi yang lebih baik. Salah satunya dengan menjadikan Kota Palu sebagai kota jasa yang berbudaya dan beradab. Diprediksi juga, selama tiga hari penyelenggaraan festival akan terjadi perputaran uang sebesar Rp248,4 miliar. Masing-masing, 300 ribu wisatawan nusantara mengeluarkan uang sebanyak Rp240 miliar dan 500 wisatawan asing mengeluarkan uang sebanyak Rp8.4 miliar. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER