Lima Langkah Bebas Galau di Usia 25-an

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 15 Okt 2016 17:20 WIB
Berhenti membandingkan dan kejar yang benar-benar berarti dalam hidup, adalah dua di antaranya.
Berhenti membandingkan dan kejar yang benar-benar berarti dalam hidup, adalah dua di antaranya. (Foto: Thinkstock/RyanKing999)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa bilang usia 20-an tahun selalu penuh gelora muda? Beberapa, bahkan bisa jadi banyak, anak muda antara usia 20 hingga 30 tahun yang merasakan kegalauan akut.

Kegalauan tersebut sering disebut quarter-life crisis atau krisis di bawah usia 30 tahun. Di usia tersebut situasi berubah, di mana mulai ada tuntutan untuk belajar bekerja, mencari pasangan, atau menentukan tujuan hidup.

Melansir Health TIME, perasaan semacam itu ternyata bukan hanya dialami segelintir saja. Beberapa anak muda pun pernah mengeluhkan pekerjaan yang mereka lakoni, ingin berhenti bekerja tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak muda yang mengalami krisis ini kerap tertarik banyak hal, namun anehnya tak ada satu pun yang benar-benar terlihat 'sempurna.’ Sementara satu per satu teman sudah punya pasangan atau menikah, namun si anak muda masih 'asyik sendiri.’ Atau, muncul cemburu saat melihat teman sejawat sudah sukses ataupun sanggup berkeliling ke berbagai tempat dan fotonya dipajang di lini masa Instagram.

Sebenarnya, ada lima langkah sederhana dari Adam Smiley Poswolshy, penulis sekaligus motivator, yang dapat dilakukan untuk melewati krisis hidup seperempat abad ini.

Berhenti Membandingkan

Media sosial memang wadah yang menyenangkan untuk berbagi pengalaman atau sekadar mengetahui informasi terbaru teman. Namun di sisi lain, media sosial bisa jadi membuat orang semakin minder.

Dengan kecanggihan media sosial saat ini, hampir mustahil menghindari dari membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Masalahnya, sebagian besar yang dipamerkan adalah hal yang tampak bagus atau keren.

Yang perlu dipahami, menurut Poswolshy, adalah masing-masing individu memiliki jalan hidup berbeda. Membandingkan diri dengan orang lain hanya lah membuang waktu.

"Berhenti mencemaskan apa yang orang lain pikirkan dan mulai mencari tahu apa yang Anda inginkan," kata Poswolshy.

Kejar yang Berarti bagi Anda

Poswolshy mengatakan, bahwa bila Anda ingin kehidupan di fase seperempat abad menjadi lebih berarti, maka harus setop berfokus pada pendapat orang lain dan mulai memaknai keberadaan diri sendiri, apa yang ingin dilakukan, kategori orang yang berhak ada di hidup Anda, dan seperti apa hidup yang ingin dijalani.

Ubah Ragu Jadi Aksi

"Ketika saya terjebak di pekerjaan lama saya, mengkhawatirkan hal yang tidak diketahui malah membuat saya terjaga semalaman," kata Poswolshy.

"Keraguan ini tidak pernah benar-benar pergi, namun saya belajar bahwa orang dapat mengubah keraguan ini menjadi pencarian, menjadi energi positif yang mengarahkan lebih dekat pada tujuan selanjutnya," lanjutnya.

Bagi Poswolshy, dengan menjabarkan ketakutan serta keraguan, Anda dapat memulai membuat langkah nyata guna menghadapi itu dan mencari sesuatu yang ingin dilakukan selanjutnya dalam hidup.

Cari Lingkungan yang Mendukung

Poswolshy mengatakan, pencapaian orang yang bertahan dalam masa krisis di fase usia seperempat abad merupakan kombinasi kerja keras dan menemukan orang-orang tepat yang mendorong impian tersebut.

"Anda tidak dapat sendirian. Sehingga membangun lingkungan berisi orang yang percaya Anda bisa mewujudukan mimpi adalah yang membedakan mimpi Anda dengan kenyataan," kata Poswolshy.

"Jadi, mulailah mencari orang yang membuat Anda lebih baik," lanjutnya.

Praktek Ritual Peduli Diri Sendiri

"Ketika saya terjebak di masa quarter-life crisis, terlalu banyak bekerja dan stres, saya jelas tidak merawat diri saya sendiri. Dan saya sakit," kata Poswolshy.

"Saya tidak memberikan makan untuk tubuh saya sendiri dengan baik, menjenguk teman, meditasi, menulis jurnal atau berolahraga. Bila Anda tidak merawat tubuh Anda sendiri, hampir mustahil Anda dapat meraih impian Anda atau membantu orang lain," katanya.

"Mencari tujuan hidup bukan berarti Anda melamar sebanyak-banyaknya ke berbagai lowongan, menghabiskan waktu dengan hal atau orang yang Anda suka, tapi juga bagaimana Anda belajar peduli pada diri Anda sendiri." lanjutnya. (end/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER