Jakarta, CNN Indonesia -- Ada kalanya orang keliru mengikuti tren. Salah satunya, tren mengonsumsi makanan organik.
Sebab kebanyakan orang memang tak memahami makna tanaman organik yang sebenarnya. Ada yang bilang, cukup dengan bebas pestisida, ada pula yang bilang, harus bebas pupuk kimia sintetis.
Lalu, apa sebenarnya pengertian tanaman organik?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Prof. Anas D. Susila, ahli sayuran dan pertanian organik di Institut Pertanian Bogor (IPB), mengatakan, "Pangan organik adalah pangan yang tidak mengandung racun atau bakteri E.Coli, dan diproduksi oleh bahan-bahan non-sintetis."
Lebih lanjut Anas menjelaskan, bahwa tanah yang digunakan tidak boleh menggunakan pupuk kimia sintetis selama dua tahun.
Jika pun menggunakan pupuk kandang, maka tidak boleh dari sapi yang memakan rumput yang dipelihara dengan pupuk sintetis. Begitu pula dari air dan benih, semua harus dicek apakah mengandung kimia sintetis atau tidak.
Asal mula tanaman organik pun bukan bertujuan untuk 'menyelamatkan' manusia, melainkan tumbuhan. Dengan menanam tanaman secara organik, maka tanah akan terjaga kualitasnya, sehingga tidak mudah terjadi erosi atau banjir bandang.
"Paling utama adalah
safe environment," papar Anas, "agar bisa terus menanam dalam jangka waktu panjang."
Namun, ia tak menampik bahwa tanaman organik memang bagus untuk kesehatan. Budidaya organik yang tak menggunakan pestisida, merupakan nilai salah satu nilai tambah dari tanaman tersebut.
Menurutnya, kandungan logam berat yang ada di pestisida sangat membahayakan bagi tubuh.
"Lebih baik dan yang paling penting adalah mencari bahan makanan yang bebas dari pestisida," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di Bogor baru-baru ini.
"Memang," ia menambahkan, "[budidaya] organik itu dipakai juga untuk menghindari pestisida. Jadi, kalau mau yang bebas pestisida, beli lah bahan pangan organik."
Meski begitu, beberapa pihak rupanya menyiasatinya dengan penggunaan pestisida organik. "Padahal yang namanya pestisida itu pasti membunuh, jadi yang terpenting tidak pakai pestisida."
Selain membeli bahan makanan organik, cara lain yang bisa digunakan untuk menghndari bahan pangan berpestisida adalah dengan membeli sayuran muda atau
baby vegetables."Tanaman itu hanya sepuluh hari disemai, lalu diambil. Jadi masih bebas dari pestisida dan hama," ungkap Anas.
Jika memang sulit untuk mendapatkan tanaman yang bebas pestisida, mungkin Anda bisa mulai untuk menanamnya sendiri di rumah. Namun perlu diperhatikan perawatannya, terutama kadar air yang diterima tanaman.
"Menanam di pot dan di lahan itu berbeda. Kalau di lahan, airnya sedikit enggak apa-apa karena bisa ambil cadangan air ari tanaman di sebelahnya. Tapi kalau di pot, air harus cukup, karena kalau tanaman kering maka tak ada bantuan," jelas Anas.
Pemilihan tanaman pun harus diperhatikan. Pasalnya, jika ingin mendapatkan tanaman murni organik berkualitas tinggi, sebaiknya menanam tanaman yang usianya tidak lebih dari empat minggu.
"Kalau lebih dari usia empat minggu, seperti cabai dan tomat, maka harus ditambah pupuk [sintetis]. Kalau tidak, hasilnya akan kerdil dan jelek," ujarnya.
Untuk itu, di kebun yang ia kelola di IPB, tanaman murni organik yang disediakan adalah bayam hijau, bayam merah, selada, kailan, pakchoy, dan caisin.
Tentu saja, penggunaan pupuk sintetis dan pestisida juga tidak diperbolehkan. Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat tak segan mencabut benalu yang mengganggu.
"Bisa juga dengan menggunakan kelambu sebagai pelindung dari hama tanaman," katanya.
(vga/vga)