Jakarta, CNN Indonesia -- Berpelesir atau
traveling telah menjadi tren sejak beberapa tahun belakangan. Maskapai penerbangan bertarif rendah menjadi salah satu meningkatnya tren berwisata.
Kemunculan penerbangan bertarif rendah itu membuat orang tak lagi menunggu gelaran
travel fair untuk jalan-jalan. Mereka yang tiba-tiba suntuk dengan rutinitas, dapat kapan saja membeli tiket dan melarikan diri sejenak dari kesibukan.
Kalau sudah begitu, uang di tabungan pun bisa mendadak terkuras. Karena meski mendapat tiket pesawat murah tentunya ada hal-hal lain yang juga harus disiapkan untuk dibayar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya, rencana untuk menenangkan tubuh dan pikiran tak dapat dilakukan dengan mudah. Padahal ada cara lain yang lebih cepat untuk meredam penat dari kesibukan. Namanya,
staycation.
Staycation adalah sebutan mewah untuk menghabiskan waktu libur di rumah atau di tempat-tempat yang dekat dengan tempat tinggal. Hanya saja, tawaran tiket pesawat atau paket perjalanan murah membuat banyak orang tidak mempertimbangkan untuk melakukan aktivitas ini.
Pelesir ke kota atau negara lain sering dianggap lebih menarik karena dapat melihat tempat baru, berkenalan dengan orang-orang baru, hingga mendapatkan pengalaman yang baru. Rencana untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran saat berpelesir pada akhirnya malah terlupakan.
Hal seperti itu kerap dialami oleh sebagian warga Jakarta. Pelesir tak lagi menjadi waktu rihat dari rutinitas, namun juga menjadi momen untuk berburu suasana baru yang berarti membutuhkan banyak tenaga.
Tak hanya setelah tiba di kota atau negara yang akan dikunjungi, berpelesir ke luar kota atau negeri sebenarnya sudah membuang waktu sejak melangkahkan kaki dari depan pintu rumah.
Misalnya ketika seorang warga Jakarta berencana untuk berwisata ke satu tempat yang hanya bisa didatangi dengan menggunakan transportasi udara. Kurang lebih dia harus menghabiskan waktu hampir setengah hari untuk dibuang begitu saja.
Dia mesti meluangkan waktu untuk perjalanan menuju bandara, menunggu kedatangan pesawat yang biasanya menghabiskan waktu dua jam, dan melalui waktu di dalam pesawat selama beberapa jam lagi. Tentu saja, itu pun belum termasuk jika si maskapai penerbangan menunda jam keberangkatan karena alasan teknis.
Setibanya di tempat tujuan tubuh pun belum dapat langsung beristirahat. Perjalanan dari bandara menuju tempat penginapan masih harus dihadapi. Begitupun saat menjejakkan kaki di penginapan.
Barang-barang pribadi di dalam koper atau ransel harus dibongkar terlebih dulu dan ditata dengan rapih di lemari kamar penginapan yang akan menjadi rumah selama beberapa hari ke depan. Akhirnya, hari pertama tiba di tempat atau kota tersebut berlalu hanya dengan beristirahat di kasur hotel.
Tidak sampai di situ, waktu yang 'terbuang' itu harus diulang pada hari terakhir pelesir. Waktu menuju bandara-menunggu jam keberangkatan-perjalanan di dalam pesawat-hingga akhirnya tiba kembali ke rumah.
Karenanya, bukan cuma perkara waktu, namun
staycation juga menjadi alternatif lain untuk berwisata dengan bujet yang tidak menguras tenaga dan tabungan.
Bagi mereka yang ingin merihatkan pikiran dari rutinitas kantor dan menginginkan suasana baru tanpa jauh dari rumah, maka menginap di hotel adalah pilihan yang menarik untuk dicoba.
Tentunya hotel yang dipilih sebaiknya mempunyai fasilitas-fasilitas yang mampu menenangkan tubuh dan pikiran.
Karena sebenarnya,
staycation adalah cara berlibur yang tak membuang banyak waktu di jalan, tak perlu menyisihkan banyak uang untuk transportasi, tak dilalui bersama orang-orang yang tak dikenal, serta tidak menguras tenaga sekembalinya ke rumah.
(meg)