Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dari perusahaan seafood terbesar dunia sekaligus penghasil salmon terbesar salmon di Atlantik, Marine Harvest kehilangan 175 ribu ekor salmon di Skolandia. Perusahaan ini kehilangan salmon sebanyak itu saat mereka sedang mengobati ikan dari kutu dan penyakit.
Mengutip The Daily meal, meski demikian sekitar 95 persen kutu laut sudah berhasil dikendalikan. Namun insiden kematian tak sengaja salmon-salmon tersebut sangat merugikan perusahaan. Kerugian Marine Harvest mencapai 2,7 juta Pondsterling. Selain itu, perusahaan asal Norwegia ini juga mengalami penurunan produksi salmon sebanyak 16 persen.
Ini bukan pertama kali terjadi 'pembunuhan massal tak disengaja' pada sejumlah besar ikan. Pada musim panas ini, sekitar 95.400 ikan terbunuh di peternakan salmon di Loch Greshornish di Isle of Skye. pembunuhan ini terjadi karena alat baru yang disebut Thermoslicer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat tersebut diproduksi oleh alat peternakan, Steinsvik. Alat ini 'bertugas' untuk membunuh kutu laut dengan cara meningkatkan temperatur air. Namun kenyataannya, perubahan temperatur yang mendadak ini menyebabkan kematian salmon secara tak sengaja. Hal ini jugalah yang terjadi di Marine Harvest.
Serangkaian kematian massal salmon menyebabkan banyak orang melakukan protes. Kelompok pemerhati hewan pun menentang penggunaan Thermoslicer.
"Membunuh ikan karena perubahan suhu yang panas, apakah disengaja atau tidak, itu tidak manusiawi," kata ketua kelompok tersebut, Philip Lymbery kepada The Ferret.
"Semua bentuk pengobatan kutu laut menimbulkan masalah."
(chs)