Sebuah survei pariwisata memperkirakan bahwa lebih dari satu juta wisatawan asal Inggris tidak lagi tertarik mengunjungi Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden, dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung pada Selasa (8/11).
Survei tersebut dilakukan sebelum pemilu berlangsung sebagai kesimpulan awal, namun setelah pemilu hasil surveinya mulai menjadi kenyataan, seperti yang dikutip dari situs wisata
Travel and Leisure.
Terpilihnya presiden yang mengawali kariernya sebagai pengusaha properti itu memang membuat banyak pertanyaan, apalagi terkait reputasinya yang sering memberikan pernyataan bernada kecaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika seharusnya presiden mempromosikan negaranya ke dunia, sebaliknya, sikap Trump justru membuat ragu orang-orang yang akan datang ke AS.
Berdasarkan survei dari situs wisata Travelzoo sebelum pemilu, sebanyak 20 persen wisatawan Inggris tidak lagi menjadikan AS sebagai tujuan wisata jika Trump terpilih.
Sedangkan berdasarkan survei dari The Telegraph setelah pemilu, sebanyak 34 persen wisatawan Inggris memutuskan untuk menunda perjalanan wisata ke AS selama Trump menjabat sebagai presiden.
“Setelah Trump terpilih, kami memperkirakan kalau industri pariwisata AS pada tahun depan tidak akan stabil. Pasalnya, lebih dari satu juta wisatawan Inggris mempertimbangkan kembali perjalanan mereka ke sana,” kata Managing Director Travelzoo seperti yang dikutip dari
The Telegraph.
Pada 2014, sebanyak 77 juta wisatawan mancanegara mengunjungi AS. Sebanyak 17 jutanya berasal dari Meksiko.
Pernyataan Trump mengenai pembangunan tembok pemisah antara AS dan Meksiko sepertinya akan membuat jumlah wisatawan yang berkunjung dari sana semakin berkurang.
Selain Meksiko, wisatawan lain yang sering berkunjung ke AS berasal dari Kanada, yaitu sebanyak 23 juta. Lucunya, negara ini menjadi tujuan pindah kewarganegaraan banyak penduduk AS setelah mengetahui kalau Trump menang sebagai presiden.
Tahun 2015, wisatawan mancanegara yang datang ke AS membelanjakan uangnya sebanyak total US$216,8 miliar, seperti yang dikutip dari situs wisata Skift.
Wisatawan lain yang banyak datang di antaranya berasal dari Inggris, Jepang, dan Brasil.
Tidak hanya datang sebagai wisatawan, sekitar empat persen penduduk Inggris juga bekerja dalam industri pariwisata AS.