Studi: Paduan Nasi dan Tahu Baik bagi Diabetesi

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2016 19:46 WIB
Paduan nasi plus tahu adalah satu-satunya menu yang menunjukkan respon glukosa paling rendah dibandingkan nasi semata.
Menu nasi dengan tahu adalah satu-satunya menu yang menunjukkan respon glukosa paling rendah dibandingkan pemberian menu nasi semata. (Thinkstock/kazoka30)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mencari menu yang tepat untuk menjaga kadar gula darah tetap normal ternyata bukan hal yang sulit, apalagi mahal. Menurut penelitian, kombinasi nasi plus tahu sudah cukup baik untuk menjaga gula darah.

Kombinasi tersebut merupakan hasil pengujian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Clinical Nutrition Research Centre, Singapore Institute for Clinical Sciences, dan diterbitkan dalam Journal Nutrition pada Juli 2016 lalu.

Penelitian tersebut bertujuan mencari kombinasi antara karbohidrat dan protein yang tepat bagi para penderita diabetes atau diabetesi di Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar penduduk Asia mengonsumsi nasi. Ini menjadi persoalan sendiri karena nasi atau beras memiliki indeks glikemik (IG) atau angka dampak perubahan kandungan gula darah dari makanan yang dikonsumsi.

Semakin tinggi IG, maka perubahan atau lonjakan gula darah akan semakin besar. Kondisi ini yang dianggap tidak baik bagi diabetesi lantaran insulin sebagai 'penawar' gula darah sudah tidak berfungsi dengan optimal.

Bila kondisi gula darah tidak terlampau stabil, ini dapat berujung pada komplikasi kerusakan organ yang biasanya menghantui para penderita diabetes.

Nasi atau beras sendiri memiliki rentang indeks glikemik beragam dari rendah sampai paling tinggi yaitu 30-100. Pemilihan protein dalam menu uji karena berkaitan dengan produksi insulin pada tubuh.

Studi tersebut menggunakan lima pilihan menu yang diuji coba pada 15 relawan diabetesi laki-laki. Lima menu tersebut adalah nasi saja sebagai kontrol, nasi dengan ikan, nasi dengan telur putih, nasi dengan tahu, dan nasi dengan ayam.

Takaran nasi yang diberikan per porsi adalah 50 gram dengan tambahan lauk protein sebesar 25 gram. Respon glukosa yang terjadi setelah mengonsumsi karbohidrat adalah pertambahan kandungan gula darah.

Ini menunjukkan bahwa paduan nasi plus tahu adalah satu-satunya menu yang menunjukkan respon glukosa paling rendah dibandingkan menu nasi semata.

"Empat menu uji yang dipelajari menunjukkan perbedaan beragam, [pilihan] menu nasi dengan tahu menunjukkan penurunan paling tajam dalam respon glikemik," tulis tim peneliti.

"Oleh karena itu, konsumi olahan kedelai seperti tahu dengan nasi mungkin memiliki dampak langsung pada pengurangan risiko orang Asia dari diabetes," lanjut tim peneliti.

Kedelai Paling Baik

Ditemui dalam konferensi ilmiah Nutrifood Research Centre di Hotel Borobudur Jakarta, pada Kamis (17/11), ahli nutrisi klinis Clinical Nutritional Reseach Centre Christiani Jeyakumar Henry mengatakan, protein penting disertakan saat diabetesi mengonsumsi karbohidrat.

"Protein yang dikonsumsi akan dipecah menjadi asam amino yang kemudian menstimulasi produksi insulin," kata Jeyakumar, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, kepada CNNIndonesia.com.

Profesor bidang biokimia National University Singapore tersebut mengatakan, keberadaan protein pada orang yang kesulitan menghasilkan insulin seperti diabetesi menjadi penting lantaran dapat menciptakan situasi perubahan gula lebih stabil seperti mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah.

Temuan ini dianggap jadi rekomendasi penting di saat orang Asia penderita diabetes membutuhkan modifikasi atas makanan pokok mereka, nasi.

"Sejauh ini berdasarkan penelitian, protein terbaik [bagi diabetesi] adalah kedelai," kata Jeyakumar.

"Normalnya," ia melanjutkan, "proporsi idealnya bila nasi itu semangkuk kecil maka protein kedelai cukup sepertiga atau seperempat dari nasi. Ini tidak banyak dan membuat IG rendah."



(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER