Genetik Jadi Biang Kerok 'Rambut Singa'

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2016 14:43 WIB
Sudah melakukan berbagai perawatan, tapi rambut masih juga 'mekar' bak rambut singa. Kalau sudah begini, salahkan genetik Anda.
Gen ternyata berperan membuat rambut kusut, patah, bercabang, dan susah diatur (Thinkstock/KuzovlevA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat bangun tidur, rambut seringkali acak-acakan tak beraturan. 'Gaya' rambut ini kerap disebut sebagai rambut singa. Kalau rambut sudah berbentuk seperti itu, pasti sudah sulit disisir dan dirapihkan. Rambut pun 'mekar' tak terkendali.

Jangan dulu buru-buru menyalahkan cara perawatan rambut yang salah. Apalagi kalau Anda sudah melakukan banyak percobaan perawatan rambut yang maksimal.

Para peneliti percaya bahwa rambut kering, kusut, dan bercabang mungkin disebabkan karena masalah genetik. Peneliti juga menjelaskan bahwa mutasi pada tiga gen akan menyebabkan sindrom rambut tak bisa disisir, atau spun glass hair syndrome.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Metro, berdasarkan penelitian terbaru, mereka yang mengalami mutasi gen ini akan cenderung memiliki rambut yang kering, keriting, dan susah disisir atau disikat.

Para peneliti dari University of Bonn dan Toulouse mengungkapkan sindrom rambut tak bisa disisir (UHS) adalah anomali langka batang rambut. Dan hal ini akan membaik seiring dengan bertambahnya usia.

Sindrom ini pertama kali dijelaskan dalam sebuah literatur spesialis pada 1973. Sejak saat itu, sekitar 100 kasus dari seluruh dunia sudah didokumentasikan.

"Kami berasumsi bahwa ada banyak orang mengalami masalah ini," kata profesor Regina Betz, dari Institute for Human Genetics di University Bonn.

"Mereka yang mengalami masalah rambut susah disisir ini tak perlu cari bantuan ke dokter atau rumah sakit."

Dalam studinya, Betz meneliti urutan gen dari 11 anak. Kondisi mereka dibandingkan dengan database genetik secara umum. Dia pun menemukan tiga gen yang terlibat dalam pembentukan rambut.

"Dari mutasi gen yang ada, ada beberapa jumlah besar yang bisa dipelajari tentang mekanisme pembentukan rambut sehat, juga alasan mengapa gangguan rambut kadang terjadi," kata Betz.

"Pada saat yang sama, kami mengamankan diagnosis klinis soal rambut sulit disisir dengan metode molekuler genetika." (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER