Jakarta, CNN Indonesia --
Banyak orang merasa kagum dengan statement Presiden Jokowi di 100 CEO Forum yang diadakan di JCC Senayan, Jakarta pada tanggal 24 November 2016 lalu. Salah satunya ialah Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedy.
Mendengar niatan presiden Jokowi yang akan menaikan budget pariwisata sebesar 4 hingga 5 kali lipat. Didien Djunaedy mengatakan bahwa dirinya seolah-olah sedang bermimpi, antara percaya dan tidak percaya, bahkan antara yakin dan tidak yakin. Namun, ia menyadari bahwa Presiden Jokowi menyampaikan hal itu secara terbuka di depan forum pelaku bisnis nasional dan para menteri terkait.
Didien percaya 1000 persen, bahwa statement Presiden Jokowi itu bukan plesetan, juga bukan sedang keseleo ucap. Pasti sudah dipikirkan matang dan lama. “Ini terobosan berani yang out of the box. Berpuluh-puluh tahun saya menekuni bidang Pariwisata, baru kali ini saya merasakan komitmen pemerintah yang sangat serius,” ujar Didien Djunaedy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena alasan itulah, Didien mengapresiasi keseriusan Presiden Jokowi. Hal itu merupakan sesuatu yang sudah ia tunggu sejak lama. Kini, suasana untuk menjadikan Indonesia sebagai poros pariwisata dunia akan terjadi.
“Ini langkah yang sangat tepat. Memperbesar anggaran promosi pariwisata sampai empat hingga lima kali lipat adalah investasi untuk masa depan Indonesia yang lebih sustainable," ujar Didien dengan peci hitamnya yang khas.
Investasi ini memang membuat anggaran Kementerian Pariwisata seperti balon, naik drastis. Promosi gencar jadi makin leluasa dilakukan di negara-negara originasi. Dari ASEAN serta tiga negara besar Asia, seperti Jepang, Korea, dan Tiongkok. Belum lagi, pasar Australia yang terus setia menyumbang wisman dalam jumlah besar ke Indonesia. Timur Tengah dan Eropa, Australia serta benua Amerika juga makin leluasa dijejali ‘virus’ Wonderful Indonesia.
“Ini akan memberi efek positif dalam banyak hal. Tenaga kerja, aspek turisme, kebudayaan dan seni, kuliner, perhotelan dan restoran, homestay, transportasi,usaha kecil dan menengah, semua makin hidup,” kata pria berkacamata itu.
Didien juga mengungkapkan faktanya. Saat ini, pariwisata adalah penyumbang PDB, devisa dan lapangan Kerja yang paling mudah, murah, dan cepat. PDB dari pariwisata angkanya sudah menembus 10% PDB nasional. Itu merupakan nominal tertinggi di ASEAN. Angka pertumbuhan PDB juga tumbuh mencapai 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%. Prosentasenya jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan.
Nominalnya sudah mencapai USD 1 Juta dan menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170%. “Dari sini saja sudah bisa dirasakan. Pariwisata akan cepat menyejahterakan masyarakat. Jadi kalau Presiden Jokowi concern dengan pariwisata ya memang sudah tepat. Budget promosi itu kan investasi. Pasti akan kembali jangka menengah dan jangka panjangnya. Jadi GIPI mendorong sepenuhnya ide Presiden Jokowi,” ungkapnya.
Di mata Didien, pariwisata Indonesia punya masa depan yang paling cerah. Sebelum anggaran dinaikkan 4-5 kali lipat saja, pariwisata bisa menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional yang angkanya ada di kisaran 9,3%. Pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi. Prosentasenya mencapai 13%. Sedangkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang selama ini jadi primadona pertumbuhannya justru negatif.
“Bayangkan kalau fakta tadi di gas dengan anggaran yang besar. Sumbangan 9,8 juta lapangan pekerjaan pasti bertambah. Sekarang ini pelemahan ekonomi sudah merata. Negara berkembang dan maju sama-sama lesu. Hanya pariwisata yang bisa menolong. Itu dikarenakan, sektor ini bisa meng-create job opportunity hanya dengan USD 5.000/satu pekerjaaan,” ujar Didien.
Dari prediksi Didien, ‘gurihnya’ sektor pariwisata diyakini akan terus dirasakan dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan pada 2019, devisa dari sektor pariwisata diprediksi akan mengalahkan devisa dari sektor minyak dan gas (migas). "Coba dihitung. Dianalisis. Presiden Jokowi dan Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah sangat concern dengan pariwisata. CEO Commitemen-nya kuat. Memang hanya pariwisata yang mencatatkan pertumbuhan menjanjikan. Kalau sudah begini, saya yakin target kunjungan 20 juta wisman bisa segera dicapai,” kata dia.
Seluruh komponen bangsa wajib memberikan dukungan. Pasalnya, Presiden Jokowi sebagai orang nomor satu telah menentukan arah untuk kemajuan pariwisata di Indonesia.