Jakarta, CNN Indonesia --
Tak hanya Kementerian Pariwisata saja yang memiliki semangat untuk memajukan pariwisata Indonesia, pihak lain pun banyak yang memiliki misi yang sama. Salah satunya adalah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI). Organisasi yang dipimpin Didien Djunaedy ini siap menjadi garda terdepan pariwisata Indonesia dan mendukung program-program menuju 20 juta wisatawan mancanegara di 2019.
”Pariwisata Indonesia akan berkembang dan berjalan dengan baik tergantung beberapa faktor, salah satunya adalah industri pariwisata yang menjadi penghubung antara wisatawan dengan destinasi pariwisata. Pelaku industri pariwisata memiliki peranan penting dalam pengembangan kepariwisataan dengan cakupan yang dimilikinya. Oleh karena itu, kami siap mendukung penuh Kemenpar,” ucap Didien pasca dilantik di Kantor Kementerian Pariwisata.
Didien mengatakan bahwa tanpa dukungan semua sektor, pariwisata tidak mungkin bisa berkembang. Industri pariwisata merupakan salah satu garda depan yang sangat vital dalam ekosistem kepariwisataan. Peran industri dan asosiasi pariwisata menjadi sangat penting dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. “Untuk membangun pariwisata sesuai dengan target nasional, diperlukan peran dan dukungan semua elemen. Perlu sinergi pentahelix dan GIPI berperan penting,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GIPI akan melakukan beberapa kegiatan dalam 100 hari masa kerja. Didiean memaparkan bahwa kegiatan yang akan dilakukan adalah pemasaran pariwisata, pengembangan destinasi, dan percepatan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia. Ketiganya akan dikejar dalam upaya majunya pariwisata Indonesia dan menjadi program kerja utama GIPI 2016-2021.
“Tiga program kerja itu telah disahkan oleh munas (musyawarah nasional). Kami akan melaksanakannya dengan konsisten, kreatif, dan penuh sikap inisiaif,” katanya. Secara aklamasi, Didien dipilih menjadi Ketua GIPI dalam munas organisasi di Bandung, Jawa Barat (4/7). GIPI menjadi wadah semua asosiasi dan organisasi yang bergerak di sektor pariwisata.
Pada musyawarah nasional I, GIPI mengangkat tema “Penguatan Organisasi GIPI Dalam Kolaborasi Pentahelix Untuk Mencapai Target Kunjungan 20 Juta Wisman dan Pergerakan 275 Juta Wisnus Pada Tahun 2019.” Musyawarah ini dihadiri oleh 32 organisasi anggota dari jumlah keseluruhan anggotanya 35 organisasi industri pariwisata atau terkait dengan pariwisata. Musyawarah ini juga dihadiri oleh jajaran unsur-unsur Pentahelix yakni; academician (A), Business (B), Community (C), Government (G) dan Media (M).
Pada 7 April 2011, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) didirikan mengacu pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. GIPI menjadi payung bagi seluruh organisasi pariwisata yang ada di Indonesia. Selain itu GIPI juga menjadi wadah komunikasi dan konsultasi bagi para anggotanya dalam menyelenggarakan kegiatan kepariwisataan. Lalu GIPI juga menjadi mitra kerja pemerintah sebagai suatu wadah bagi para pelaku industri pariwisata.
P
emerintah saat ini sedang fokus mengembangkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau disebut “10 Bali Baru”. Di antaranya Borobudur, Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger- Semeru (Jawa Timur), Kepulauan seribu (Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Klayang (Belitung).
Didien Junaedy mengungkapkan bahwa saat ini program kerja GIPI juga akan mengacu ke 10 destinasi prioritas tersebut. “Artinya, program kerja kami yakni pemasaran pariwisata, pengembangan destinasi, danpercepatan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), semua diarahkan ke 10 destinasi prioritas tersebut. Itu program kerja 100 hari kami,” jelasnya.
Bentuk program kerjanya mengarahkan ke asosiasi member GIPI, PHRI dan ASITA agar turut aktif mengembangkan dan menjual 10 destinasi prioritas tersebut, baik pembangunan hotel maupun penjualan paket-paket tour ke 10 destinasi tersebut. “Kami juga akan menggelar
famtrip ke sejumlah destinasi tersebut, yang diikuti semua unsur pentahelix
member kami dengan
ouput yang berbeda-beda. Seperti jurnalis akan menulis tentang destinasi tersebut, biro perjalanan akan membuat paket tur, dan pihak perhotelan akan menawarkan ke investor,” papar Didien.
Tantangan pariwisata ke depannya bukanlah hal yang mudah. Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan target kenaikan dua kali lipat kunjungan wisatawan hingga 2019. Pariwisata juga diminta memberikan kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 8% dengan devisa sebesar Rp 80 triliun, serta membuka 13 juta lapangan kerja. “Strategi dan taktik yang diambil Menpar Arief Yahya itu luar biasa dan saya yakin jika bisa dijalankan dengan serius, pasti bisa terlampaui,” katanya.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ditargetkan mampu menembus 20 juta orang, sementara pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) 275 juta orang. Indonesia diharapkan bisa membidik indeks daya saing pariwisata Indonesia untuk berada di ranking 30 dunia. “Kami yakin Indonesia mampu, dan Kemenpar betul-betul bisa menjadi
core ecomony bangsa Indonesia,” tambah Didien.
Jika menelusuri ke belakang, capaian pariwisata pada 2015 sudah membaik dengan Jjmlah kunjungan wisman menembus angka 10 juta orang dan jumlah wisnus 255 juta orang. Kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 4% dengan devisa yang dihasilkan sekitar Rp155 triliun, dan 11,3 juta lapangan kerja baru. Angka indeks daya saing juga naik 20 poin, menjadi ranking 50 dari 141 negara.