Menpar Kembali Kobarkan Semangat untuk Memajukan Pariwisata

adv | CNN Indonesia
Rabu, 07 Des 2016 18:03 WIB
Menpar Arief Yahya kembali mengaransemen cuplikan lagu :Maju Tak gentar” karya W.R. Supratman.
Jakarta, CNN Indonesia -- Menpar Arief Yahya kembali mengaransemen cuplikan lagu :Maju Tak gentar” karya W.R. Supratman. Lirik lagu yang berbunyi “Maju Serentak Tentu Kita Menang”, ternyata menjadi inspirasi Rapat Koordinasi Nasional IV Kepariwisataan yang digelar Kemenpar selama dua hari pada tanggal 6 hingga 7 Desember 2016 di Hotel Sultan.

“Kalau ingin maju, kita harus tetapkan musuh bersama. Kalau mau menang kita harus kompak, solid, dan maju serentak,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Dengan semangat itulah lahir Indonesia Incorporated. Ke depannya, bangsa Indonesia harus bersatu, menyinergikan kekuatan, dan memperkuat semua lini. Sama halnya dengan pariwisata. Jika ingin bersaing di level global, bangsa Indonesia harus menyatukan langkah menuju satu cita-cita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau kita bersinergi, tidak ada yang bisa mengalahkan Pariwisata Indonesia,” kata Menpar. 

Standarnya juga harus global, tidak lagi terkotak-kotak oleh birokrasi yang sempit dan membelit kepentingan yang lebih jauh. “Memajukan Pariwisata sama dengan memajukan perekonomian bangsa ini. Karena pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja yang paling mudah dan murah,” kata Arief Yahya, saat menjadi keynote speech di Rakornas yang menghadirkan banyak pemangku kepentingan itu.  

Mendengar kata ‘paling mudah dan murah’ membuat sekitar 700 peserta Rakornas IV Pariwisata sejenak terdiam. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menpora Imam Nahrawi, Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo, Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Dirut PT Citilink Indonesia Albert Burhan, dan sejumlah pejabat Kementerian BUMN, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ketua ASITA Asnawi Bahar, kalangan akademisi, industri, asosiasi pariwisata, dan media massa pun kut mengerenyitkan dahi.

Menariknya, Menpar Arief Yahya langsung menjawabnya dengan data dan angka yang konkrit. Semua dijelaskan dengan lengkap. “Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan pernyataan tegas dan jelas, jika pariwisata akan digas penuh menjadi core economy bangsa Indonesia. Budget promosi juga dinaikkan sebanyak 4-5 kali lipat dari sebelumnya. Hal itu telah disampaikan dalam acara Kompas 100 CEO Forum di JCC Senayan pada tanggal 24 November 2016. Kemudian mengenai target 20 juta Wisman diulang kembali dalam forum sosialisasi Tax Amnesty Periode II di Hotel Clarion Makassar, Sulsel, pada tanggal 25 November 2016,” ungkap Arief Yahya.

Presiden Jokowi lagi-lagi mengulangi statemen yang sama di forum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) dan Acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia dengan tema yang sama. Di samping itu, dengan intonasi yang sama dan perhatian yang sama, yakni pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depannya. Komitmen Presiden Jokowi yang terucap sampai empat kali, menunjukkan keseriusannya dalam memajukan sektor pariwisata bagi menpar Arief Yahya.

Banyak alasan mengapa pariwisata yang diutamakan. Pertama, PDB pariwisata sudah menyumbangkan 10% PDB nasional. Prosentasenya  tertinggi di ASEAN. Angka pertumbuhan PDB pariwisata nasional juga lumayan tinggi. Saat ini, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%,. Angka itu jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan. “Performance pariwisata terus menanjak dan optimisme itu kian terbentuk,” ujarnya. 

Kedua, devisa pariwisata tak main-main. Investasi USD 1 juta, di sektor ini akan menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170%. Hal itu ditegaskan lagi oleh Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang juga mantan Kemenkeu RI itu. “Pariwisata memiliki multiplier efek yang paling besar dan konkret di masyarakat,” jelas Bambang Brodjonegoro.

Bambang juga mengakui, hanya Pariwisata yang grafik perolehan devisanya mengalami trend naik. Grafik pariwisata terus menunjukkan kenaikan di tengah kelesuan ekonomi dunia saat ini.Menpar Arief Yahya menambahkan, jika selama ini orang mengategorikan industri menjadi migas dan non migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata.

Rangking dari devisanya ada di posisi empat besar sebagai penyumbang devisa nasional. Prosentasenya mencapai 9,3% dibandingkan industri lainnya. Bila ditarik ke prosentase pertumbuhan penerimaan devisa, pariwisata juga memperlihatkan pertumbuhan yang paling menggembirakan. Prosentase pertumbuhannya paling tinggi, menembus 13%.

Soal lapangan kerja, pariwisata juga bisa menjadi solusi. Pariwisata itu penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secaranasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Angka pertumbuhannya mencapai 30% dalam waktu 5 tahun. Cost-nya? Sangat murah. Marketeer of The Year 2013 itu dengan tegas menyebut pariwisata sebagai pencipta lapangan kerja termurah. “Memang termurah. Pariwisata bisa meng-create job opportunity hanya dengan USD 5.000/satu pekerjaaan. Coba banding dengan rata-rata industri lainnya yang sudah sebesar USD 100.000/satu pekerjaan,” kata Arief.

pariwisata memang sektor yang paling seksi untuk dijadikan core business. Saat ini ada lima yang menjadi prioritas nasional, yakni infrastruktur, pangan, energi, maritim, dan pariwisata. Di belahan bumi manapun, pariwisata tetap jadi primadona. Meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan wisatawan internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dari 25 juta (1950), 278 juta (1980), 528 juta (1995), 1,14 miliar (2014), hingga mencapai 1,18 miliar (2015).

Efek domino dari pariwisata itu dahsyat dan sangat signifikan. Dari data World Bank, setiap  belanja USD 1 akan mendorong dan menggerakkan sektor ekonomi lain minimal USD 3,2. Pariwisata juga salah satu penggerak dari sektor utama lainnya, seperti ekonomi, globalisasi, konektivitas, integrasi dan pengembangan sosio-ekonomi.

Pariwisata memang cocok untuk siapa saja. Pria, wanita, muda, tua, paruh baya, berasal dari mana saja, dari level apa saja, semua butuh pariwisata. “Karena itu, kami semakin yakin, apa yang diputuskan Presiden Joko Widodo sudah berada di rel yang benar. Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas, selain Infrastruktur, Energi, Pangan dan Maritim. Kita punya semua potensi yang dibutuhkan untuk menghidupkan pariwisata sebagai pendongkrak ekonomi nasional,” sebut Arief Yahya dalam forum yang dihadiri para Kadispar se Indonesia itu.

Namun, pariwisata tak bisa bergerak sendirian. Untuk mencapai tahapan pendongkrak ekonomi nasional, pariwisata harus didukung oleh seluruh lapisan. “Semangatnya harus Indonesia Incorporated.  Akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media harus bersatu.  Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan ditingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan. Maju serentak tentu kita menang,” ungkap dia.  

Tahun 2017 nanti, Kemenpar fokus dalam tiga hal, mulai dari  menggeber digital tourism, homestay desa wisata, dan konektivitas udara. Go digital, menjadi strategi yang harus dilakukan khususnya untuk merebut pasar global  sebagai  pasar utama.

“Kondisi pasar sudah berubah. Wisatawan  melakukan perjalanan mulai dari  mencari dan melihat-lihat informasi, kemudian memesan paket wisata yang diminati, hingga membayar via online. Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain kini 70% travellers melakukan search and share menggunakan media digital,” kata Menpar Arief Yahya.

Urusan amenitas, ada homestay yang sudah disiapkan. Di 10 destinasi wisata prioritas (Danau Toba-Sumatera Utara; Tanjung Kelayang-Bangka Belitung; Tanjung Lesung-Banten; Kepulauan Seribu-DKI Jakarta; Candi Borobudur-Jawa Tengah; Bromo Tengger Semeru-JawaTimur; Mandalika-Lombok NTB; Labuan Bajo-Flores NTT; Wakatobi-Sulawesi Tenggara; dan Morotai-Maluku) akan dibangun 100 ribu homestay. Pembangunannya bakal segera dimulai 2017 nanti.

“Desainnya sudah ada. Semua diambil dari sayembara homestay Nusantara berarsitektur tradisional di 10 destinasi prioritas yang sudah digelar Kemenpar, Oktober 2016. Di 2017, pembangunannya sudah bisa running,” ungkap Menpar.

Upaya ini juga dibarengi dengan kesiapan akses. Menpar Arief Yahya mengaku sudah menyiapkan ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta. Semua di-supply berbagai maskapai penerbangan Indonesia dan asing.

“Saat ini, hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016. Target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat.  Sedangkan untuk  target 20 juta wisman pada 2019 memerlukan total tambahan 10,5 juta seat pesawat. Tambahan 4 juta seat  untuk  mendukung pencapaian target 15 juta wisman sudah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain memastikan kecukupan slot bandara tertentu, memastikan kecukupan air service agreement serta menambah direct flight regular berjadwal maupun charter dari pasar potensial,” tutup Menpar Arief Yahya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER