Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah kota Cologne di Jerman pada Senin (12/12) mengumumkan akan menambah pengamanan polisi, penempatan kamera pengawas dan melakukan pembatasan area pesta kembang api, demi menekan jumlah kasus pelecehan seksual yang terjadi selama perayaan Tahun Baru di sana.
Dikutip dari AFP, pada tahun lalu banyak wanita yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh pria Arab dan Afrika saat menghadiri perayaan.
Besarnya jumlah korban membuat khawatir pemerintah, bahkan ada yang langsung mengkritisi keputusan Kanselir Jerman Angela Merkel, yang melonggarkan aturan kedatangan imigran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Polisi Cologne, Juergen Mathies, mengatakan kalau sebanyak 1.500 anggotanya akan diturunkan di jalanan pada tahun ini. Jumlah itu lebih banyak 140 anggota dari tahun lalu, demi menghindari tuduhan tak melindungi masyarakatnya dengan maksimal.
Kepada wartawan, Mathies menyatakan kalau polisi telah melakukan segala hal untuk mengamankan situasi pada tahun lalu.
“Peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi,” kata Mathies dalam acara jumpa pers.
Ratusan kamera pengawas juga akan di pusat keramaian, berikut dengan kamera yang ada di seragam polisi.
Pengamanan akan diperketat di pusat kota, yaitu di kawasan Gereja Katedral Dom dan di kawasan pusat transportasi.
Wali Kota Cologne Henriette Reker juga menambahkan kalau ada beberapa area di mana kembang api tidak boleh dinyalakan dengan alasan keamanan.
Tahun lalu, pemerintah menerima sekitar 1.200 laporan kriminal selama perayaan tahun baru. Sebanyak 500 di antaranya merupakan laporan pelecehan seksual.
Pelaku kejahatannya tak pernah tertangkap, namun banyak korban yang mengaku kalau pelakunya merupakan imigran asal Maroko dan Algeria.
Peristiwa yang sama juga terjadi di kota lain di Jerman.
Pelecehan seksual yang terjadi di Cologne langsung menjadi tajuk pemberitaan dunia, apalagi setelah sekitar 900 ribu imigran mendatangi Jerman di tahun yang sama.
(ard)