Polusi Makin Parah, Wajah China Makin Kelabu

Vega Probo & Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 19 Des 2016 14:23 WIB
Pemerintah China melalui Kementerian Perlindungan Lingkungan telah mengumumkan 'siaga merah' polusi udara selama lima hari di 22 kota termasuk Beijing.
Pemerintah China melalui kementerian Perlindungan Lingkungan telah mengumumkan
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China melalui kementerian Perlindungan Lingkungan telah mengumumkan 'siaga merah' polusi udara selama lima hari di 22 kota termasuk Beijing.

Di Beijing, peringatan siaga polusi ini telah resmi berlangsung sejak Jumat pekan lalu menyusul kabut nikotin yang semakin pekat menyelimuti kota tersebut.

"Asap menyerang Beijing," cuit kantor berita resmi China, Xinhua melalui akun Twitter, dikutip The Guardian, pada Sabtu (17/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Xinhua turut mengunggah video timelapse di akun Twitter-nya. Video itu menunjukkan perubahan kondisi udara di Beijing yang semakin dibelenggu oleh kabut asap, yang dianggap pemerintah China sebagai 'bencana meteorologi' yang kontroversial.

Selain Beijing, kota lain di China, termasuk Tianjin, Shijiazhuang, Taiyuan, dan Zhengzhou juga berada dalam status 'siaga merah' polusi udara. Status ini merupakan level tertinggi dari klasifikasi kualitas udara di China.

Xinhua melaporkan, seluruh sekolah paud dan sekolah dasar di Beijing terpaksa diliburkan hingga kondisi udara membaik yang diharapkan terjadi pada Rabu mendatang (21/12).

Pekerjaan umum dan infrastruktur di kota itu turut ditangguhkan. Kendaraan yang dianggap beremisi karbon tinggi dilarang untuk turun ke jalan. Sementara industri yang menghasilkan polusi udara berat seperti industri baja diminta mengurangi aktivitas produksinya.

Otoritas Beijing dikabarkan telah menghukum sekitar 388 orang lantaran menggelar barbecue di luar ruangan yang menambah kabut asap semakin parah.

Di sisi lain, juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Beijing, Dong Liansai, menyebutkan industri berbahan bakar batubara lah yang seharusnya disalahkan lantaran berkontribusi besar dalam menghasilkan polusi dan emisi karbon.

"Batu bara adalah sumber utama emisi karbon dan polusi," kata Dong.

"Hal ini dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatan seperti kanker, jantung, asma, dan penyakit pernapasan lainnya," tutur Dong menambahkan.

Menurut Dong, peringatan 'siaga merah' ini merupakan langkah positif yang diharapkan dapat mengurangi tingkat emisi dan polusi karbon di Beijing dan kota lain.

Sejauh ini, China dianggap telah melakukan sebuah kemajuan besar dalam menanggulangi krisis polusi udara di negara itu dengan melacak sejumlah sumber polusi udara selama satu dekade terakhir.

Pemerintah China juga disebut menjadi jauh lebih transparan dalam memberikan informasi tentang kondisi lingkungan dan udara di negara itu. (vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER