Polusi Udara Beri Untung Agen Wisata di China

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2016 20:16 WIB
Sebanyak 23 kota di China terjebak polusi udara berskala siaga merah. Masyarakatnya pun ramai-ramai memesan tiket perjalanan wisata ke pedesaan.
Sebanyak 23 kota di China terjebak polusi udara berskala siaga merah. Masyarakatnya pun ramai-ramai memesan tiket perjalanan wisata ke pedesaan. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Beijing berbondong-bondong pergi menuju kawasan selatan, untuk mengirup udara bersih bebas polusi yang terjadi semakin parah pada tahun ini.

Dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (22/12), tahun ini polusi yang terjadi di sana sudah dalam skala red alert (siaga merah). Sebanyak 23 kota di kawasan utara, termasuk Beijing, diliputi asap pekat berhari-hari.

Setelah menyatakan siaga merah--skala tertinggi dalam empat peringatan polusi udara, pemerintah akan membatasi pemakaian kendaraan bermotor serta menutup pabrik dan sekolah untuk sementara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Lingkungan Hidup memperkirakan kalau polusi udara dalam tingkat sangat tidak sehat ini mencapai puncaknya pada Senin, Selasa dan Rabu.

Dilansir dari Beijing Evening News yang mengutip data situs perjalanan wisata Qunar, penjualan tiket penerbangan ke daerah pedesaan dan pesisir naik tiga kali lipat semenjak siaga merah diberlakukan.

Kawasan yang menjadi tujuan antara lain Sanya, Dali dan Xiamen. Sampai saat ini, tiket penerbangan menuju tiga kawasan populer itu mulai habis terjual.

Salah satu karyawan, Valen Lin, memutuskan untuk “melarikan diri” dari polusi udara ke resor ski di Hebei pada Jumat besok.

“Asapnya sangat pekat, terutama di kota besar. Lebih baik saya menggunakan waktu di akhir pekan untuk membersihkan paru-paru,” kata Lin.

Lin menambahkan, polusi udara telah terjadi selama beberapa tahun belakangan ini, dan semakin parah saat menjelang musim dingin.

“Sangat sulit untuk menghirup udara di Beijing, tenggorokan saya sangat sakit saat menarik napas,” ujar Lin.

Lin mengerti kalau pemerintah masih berusaha untuk menanggulani masalah ini, namun ia merasa kalau perkembangannya sangat lamban.

Pengamat industri pariwisata dari Beijing Jiaotong University, Profesor Zhang Hui, mengatakan kalau biasanya sebagian besar masyarakat Beijing pergi ke daerah pesisir untuk mencari udara yang lebih hangat saar musim dingin.

Namun, saat ini kondisinya berubah.

Polusi udara seakan memberikan keuntungan bagi agen perjalanan wisata seperti Ctrip, yang langsung mempromosikan paket perjalanan “kabur dari asap”.

Hingga akhir pekan kemarin, sudah ada 150 ribu orang yang menggunakan jasa mereka. Setiap tahunnya, ada 1 juta orang yang memesan tiket perjalanan wisata tersebut.

Pengguna jasanya banyak yang berasal dari kawasan siaga merah, seperti Beijing, Shanghai, Chengdu, Guangzhou dan Tianjing.

(ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER