Sering Lihat Gambar Traumatis Sebabkan Masalah Kesehatan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 09 Jan 2017 01:20 WIB
Menurut para peneliti, melihat gambar berisi kejadian traumatis dapat membuat seseorang stres akut, dan berdampak pada kesehatan mental serta fisik.
Ilustrasi stres. (Jedidja/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Teror atau bencana ternyata bukan hanya menyisakan trauma pada korban, akan tetapi secara tidak langsung juga akan membawa dampak pada orang lain meski hanya dengan melihat gambar kejadian tersebut.

Dilansir dari Phsycological Science, sebuah studi yang dilakukan Roxane Cohen Silver dan tim dari Universitas California menemukan fakta bahwa jika seseorang sering terpapar gambar traumatis akan menimbulkan dampak negatif bagi mental maupun fisik untuk jangka waktu panjang.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal the Association for Psychological Sciences itu, para peneliti mencari tahu hubungan antara paparan gambar traumatis dengan kesehatan fisik dan mental pada orang dewasa di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka berspekulasi, melihat konten traumatis seperti korban teror atau perang dapat menghasilkan respons stres yang akan memicu berbagai proses fisiologis berkaitan dengan beragam masalah kesehatan lainnya.

Penelitian itu dilakukan dengan mengumpulkan data survei dari 1.322 peserta. Para peserta dibiarkan melihat gambaran secara kontinu mengenai berbagai peristiwa traumatis.

Hasil penelitian sangat mengejutkan. Sebanyak 12 persen mengaku mengalami stres akut setelah secara berkelanjutan terpapar gambar dari peristiwa teror. Sementara itu, sebanyak tujuh persen responden mengalami stres akut setelah melihat dampak atau korban perang.

Peneliti juga menemukan bahwa dampak paparan muncul ketika seseorang secara terus-menerus menonton televisi yang menayangkan korban peristiwa traumatis lebih dari empat jam setiap harinya.

Bila seseorang melihat gambar atau konten traumatis dalam waktu lama, para ilmuwan memprediksi gejala masalah kesehatan fisik akan muncul dua hingga tiga tahun kemudian.

"Kami percaya penelitian ini penting mengingat dampak serius akibat paparan gambar yang mengandung konten traumatis," ujar Silver.

Secara bersamaan, peneliti mengungkapkan bahwa gambar yang mengandung konten trauma, seperti kondisi korban dan jenazah, menjadi media penting dalam penyebaran trauma secara luas.

Silver berpendapat bahwa seluruh pemangku kepentingan, termasuk media, pemerintah, orang tua, psikolog, profesional, dan pihak lainnya harus sadar akan pentingnya membatasi penyebaran gambar dengan konten traumatis karena memiliki konsekuensi serius dan bertahan lama. (okt/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER