Sneakers, Sepatu 'Pengerek' Status Sosial

Hizkia Darmayana | CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2017 09:25 WIB
Sneakers bukan lagi sekadar sepatu untuk berolahraga. Sneakers kini sudah jadi lambang status gengsi seseorang.
Ilustrasi: Sneakers kini jadi pilihan banyak pecinta fesyen (Thinkstock/Stockbyte)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepatu tak hanya berfungsi sebagai alas kaki, tapi juga sarana meningkatkan gengsi. Kisaran harga hingga mencapai puluhan juta merupakan bukti bahwa sepatu kini adalah instrumen untuk mengerek status sosial.

Begitulah yang terjadi pada sneakers, salah satu jenis sepatu yang sedang populer di Indonesia. Vallen, perwakilan komunitas North Sneaker Squad, mengaku hingga saat ini sebagian besar orang masih membeli sneaker untuk meningkatkan gengsi.

"Di Indonesia, sebagian besar orang membeli sneakers masih karena gengsi," kata Vallen di sela acara konferensi pers Jakarta Sneakers Day di Jakarta, Jumat (13/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vallen menambahkan cara pandang semacam itu harus diubah. Para pecinta sneakers atau biasa disebut Sneakers Head harus menunjukan rasa cinta mereka pada sneakers dengan mengetahui nilai sejarah dari sneakers tersebut.

"Jadi supaya budaya sneakers itu tetap hidup, kita harus tahu sejarahnya. Kalau kita beli sneakers hanya sekedar pamer-pameran saja, budayanya nanti akan mati," ujar Vallen.

Vallen mengungkapkan sejarah sneakers di Indonesia sendiri diawali oleh berkembangnya eksperimen yang menghasilkan fashion street. Selanjutnya, popularitas sneakers pun turut terkerek bersama berkembangnya fashion street.

Sneakers yang awalnya hanya dianggap sebagai sepatu untuk olahraga pun kini digilai pecinta fesyen kelas atas. Tak hanya itu, laki-laki dan perempuan berlomba-lomba memadukan sneakers dengan aneka busana termasuk gaun pengantin.

"Tapi yang paling pasti, kolaborasi Adidas dan Kanye West-lah yang melejitkan popularitas sneakers di dunia, termasuk Indonesia," ujar Vallen.

Pada tahun 2015 lalu, Kanye West meluncurkan koleksi sepatu terbaru hasil kolaborasinya dengan Adidas yang bernama The Yeezy Boost 350 Sneakers. Hingga kini, merek sneakers ini masih menjadi merek terfavorit para sneakers heat.

Harga sneakers yang mewah memang menjadi buruan para pemburu gengsi. Semakin mahal harganya, gengsi pun makin naik.

Publik tentu masih ingat ketika di tahun 2016 sneakers Yeezy Kanye West laris terjual hanya dalam 15 menit di situsnya.

Dan bukan rahasia lagi apabila sepatu itu bisa dijual kembali dengan harga tinggi. Sepatu yang dijual dengan harga resmi US$200 atau sekitar Rp2,6 jutaan ini kemudian dijual kembali dengan harga hingga berkali-kali lipat dari harga asli hingga mencapai lebih dari Rp20 juta.

Sepatu sneakers lainnya, Nike Air Jordan 23 Trophy Room White juga punya harga selangit. Sepatu ini pernah dijual kembali dikisaran harga US$1263 atau Rp16,5 juta. Padahal harga aslinya adalah US$275 atau Rp3,6 juta.

"Permintaan yang tinggi di tengah produksi yang terbatas memang membuat sneakers melejit harganya," ujar Viga Fakoano, Project Leader Jakarta Sneakers Day, sebuah ajang yang digelar untuk para pecinta sneakers di Jakarta.

Namun yang disayangkan, kebanyakan sneakers yang digunakan warga Jakarta kebanyakan masih merupakan produk impor. Padahal sebenarnya Indonesia juga memiliki kreator dan produsen sneakers yang tak kalah hebat. 'Kehebatan' sneakers Indonesia sudah diakui dunia, termasuk Amerika Serikat. 

Di Indonesia, beberapa label ternama menggantungkan harapan sebagai lahan memproduksi produk mereka. Beberapa nama besar seperti Nike dan Adidas pernah memiliki pabrik di Indonesia.

Ini belum termasuk dari berbagai bahan baku yang juga diekspor dari Indonesia. Indonesia tercatat mengekspor berbagai barang, dan bukan hanya sneakers yang termasuk alas kaki, melainkan juga pakaian jadi.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik, AS menjadi negara nomor satu tujuan ekspor komoditi alas kaki dari Indonesia. Pada 2014, sebanyak lebih dari 58 ribu ton alas kaki senilai US$1,1 juta dikirim ke AS.

Setelah AS, negara tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia adalah Belgia dan Inggris, masing-masing di peringkat ke-dua dan ke-tiga. (chs/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER