Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi menunjukkan bahwa label jenis daging ikan dalam sushi yang tersebar di Los Angeles, Amerika Serikat tidak sesuai dengan gen daging tersebut.
Melansir
Daily Meal, kasus tersebut terjadi pada hampir setengah dari 26 restoran sushi di Los Angeles.
Studi yang dilakukan oleh UCLA dan Loyola Marymount University tersebut menguji DNA dari daging ikan yang digunakan pada puluhan restoran sushi selama empat tahun, sejak 2012 hingga 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil temuan menunjukkan sebesar 42 persen DNA dari contoh daging ikan pada sushi tidak sesuai dengan label jenis ikan yang dicantumkan oleh restoran.
Beberapa jenis ikan yang kerap mengalami ‘salah identitas’ ini adalah kakap merah, tuna kuning, halibut, dan yellowtail. Hanya ikan tuna sirip biru yang hampir selalu sesuai antara DNA dengan label jenis ikan.
Sedangkan salmon sebagai bahan yang paling sering digunakan dalam sushi ditemukan kesalahan pelabelan sebesar sepuluh persen.
Namun, dari 43 contoh ikan halibut dan 32 contoh ikan kakap, tim peneliti selalu menemukan kasus ketidakcocokan antara DNA daging dengan identitas ikan yang diiklankan.
Beberapa penelitian sebelumnya juga menemukan hal serupa, namun studi tersebut hanya dilakukan dalam satu tahun tertentu sehingga sulit mengukur dampak pada pemerintah dan lingkungan.
“Penipuan ikan dapat terjadi sebagai kecelakaan, namun saya menduga dalam beberapa kasus kesalahan label ini sangat banyak disengaja meski sulit mengetahui di mana awal mula kesalahan ini,” kata Paul Barber, profesor ekologi dan biologi evolusi UCLA yang juga peneliti utama studi ini.
“Saya menduga kami akan menemukan kesalahan dalam pencantuman identitas ikan, namun tidak setinggi yang kami temukan dalam beberapa spesies ini,”
Penelitian yang diteribitkan dalam jurnal
Conservation Biology tersebut menyebutkan bahwa Amerika Serikat mengimpor sekitar 90 persen dari kebutuhan makanan laut dari negara lain.
(les)