Jakarta, CNN Indonesia -- Kaum gay dan lesbian menjadi pasar potensial bagi industri pariwisata dunia dalam beberapa tahun terakhir, karena diketahui lebih sering melakukan perjalanan dan menghabiskan banyak uang di tempat wisata.
Dilansir dari
AFP pada Minggu (22/1), antusiasme kaum tersebut untuk berwisata terlihat dalam acara perdagangan produk wisata Fitur di Madrid, Spanyol.
Di sana, kaum gay dan lesbian yang menjadi calon wisatawan banyak yang tertarik untuk berkunjung ke kawasan perairan, tentu saja dengan tujuan berpesta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Spanyol tentu saja menyambut baik tren pasar tersebut. Salah satu kawasannya, Extremadura, bahkan memiliki promosi wisata khusus kaum tersebut. Salah satunya ialah penyelenggaraan parade kaum gay dan lesbian tahunan.
Hugo Alonso, salah satu juru bicara asosiasi pariwisata Extremadura, mengatakan kalau kedepannya mereka juga akan mempromosikan wisata yang juga bisa dinikmati oleh kaum gay dan lesbian yang sudah berkeluarga, seperti perjalanan melintasi hutan dan mengunjungi objek sejarah.
“Kami sangat terkesan dengan jumlah kunjungannya yang semakin meningkat,” kata Alonso.
“Jumlah wisatawan yang berasal dari kaum tersebut meningkat sebanyak 10 persen. Kenaikan tersebut melebihi jumlah kenaikan wisatawan pada umumnya,” lanjutnya.
Juan Pedro Tudeal, direktur dari perusahaan konsultan Diversity Consulting International, mengatakan kalau kaum gay dan lesbian lebih antusias untuk mengunjungi daerah baru saat berwisata. Mereka juga tidak pernah mematok jumlah waktu liburan dalam setahun.
Senada dengan Tudeal, juru bicara dari perusahaan konsultan Diversity Tourism, Thomas Bomkes juga mengatakan kalau kaum tersebut akan lebih senang mengeluarkan uang jika mereka merasa diterima di suatu tempat.
Belum diketahui secara pasti rata-rata jumlah uang yang dihabiskan kaum gay dan lesbian di suatu tempat wisata. Tapi, laporan dari United Nations World Tourism Organization menyatakan kalau kaum tersebut merupakan pasar yang dinamis dan memberi pengaruh besar bagi pendapatan industri pariwisata.
Pemerintah Spanyol mendapat pemasukan sebesar US$160 juta dari penyelenggaraan festival kaum gay dan lesbian pada bulan Juni tahun lalu.
Festival itu memang diselenggarakan dalam waktu yang tepat, yaitu saat liburan musim panas.
Tahun ini, diperkirakan pendapatan pemerintah akan jauh lebih besar, karena terpilih menjadi lokasi festival kaum gay dan lesbian sedunia.
Sebanyak tiga juta orang diperkirakan akan datang dalam festival tersebut. Maskapai penerbangan dan hotel di Spanyol menyambut baik hal tersebut, dengan mulai menjual berbagai paket promosi khusus kaum gay dan lesbian sejak akhir tahun lalu.
Spanyol, negara pertama yang melegalkan hubungan sesama jenis, telah mendapat banyak keuntungan dari kunjungan wisata kaum gay dan lesbian.
Tak hanya Spanyol, sebenarnya banyak negara lain yang menjadi incaran kaum gay dan lesbian untuk berlibur, seperti Thailand dan Bali. Namun, kedua kawasan ini tampak masih malu-malu dalam mempromosikannya.
Bomkes mengatakan, sebaiknya pelaku usaha yang mengincar keuntungan dari pasar tersebut juga harus pintar membaca kebiasaan berwisata kaum gay dan lesbian.
Salah satunya ialah karena tidak semua dari mereka yang ingin diketahui sebagai gay dan lesbian saat melakukan perjalanan wisata.
“Beberapa dari mereka ingin melakukan perjalanan wisata yang lebih tertutup. Jadi ada baiknya tidak menawarkan sesuatu kepada mereka secara agresif,” ujar Bomkes.
Kaum gay dan lesbian juga disebut lebih senang datang ke suatu tempat yang sudah banyak direkomendasikan oleh sesamanya.
Sylvia Lacosta, pemilik agen wisata di Tenerife, Spanyol, mengatakan kalau saat ini pasar wisatawan kaum wanita sesama jenis lebih potensial dibanding wisatawan pria sesama jenis.
“Pria lebih suka kegiatan di luar ruang, sementara wanita di dalam ruang. Saat ini, jumlah kunjungan wisata mereka bisa dikatakan lebih meningkat,” kata Lacosta.
(ard)