Jakarta, CNN Indonesia -- Penumpang yang turun dari pesawat di Bandara Campbeltown, Skotlandia, disambut hal yang berbeda. Tidak seperti bandara lainnya yang memiliki pemeriksaan ketat, bandara di kota kecil itu justru menghilangkan pemeriksaan keamanan.
Seperti dilansir
Independent, penghilangan pemeriksaan keamanan ini adalah kali pertama selama hampir setengah abad bandara di tanah Inggris Raya memberlakukan sistem keamanan ketat.
Selama ini, pemeriksaan selalu dilakukan terhadap para penumpang dan barang yang dibawa masuk ke Negeri Ratu Elizabeth ini justru penumpang bisa leluasa membawa barang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya pada penerbangan Loganair 6844 yang berangkat dari Campbeltown ke Glasgow. Tidak ada satupun dari 15 penumpang dalam pesawat tersebut yang digeledah atau 'diacak-acak' barang bawaannya.
Hanya saja jangan mengira semua peraturan keamanan penerbangan sudah dihapus, maka dugaan tersebut salah. Peraturan keamanan penerbangan seperti melarang membawa benda tajam, senjata api, atau cairan lebih dari 100 mililiter masih berlaku.
Tetapi wisatawan cukup hanya membuat pernyataan lisan pada pihak bandara bahwa mereka tidak membawa satupun dari benda yang dilarang tersebut.
Situasi ini diyakini jadi sejarah baru bagi Inggris sejak pertama kali penerbangan terjadwal diberlakukan pada awal 1970-an.
Padahal, sejak Inggris menandatangani Konvensi PBB tentang Tindakan Melawan Hukum dalam Pesawat, negeri itu dikenal sangat tegas menindak kriminalitas penerbangan. Para penumpang di cek ketat baik diri maupun barang bawaannya.
"Ini peraturan baru yang telah disepakati dan disetujui oleh Departemen Transportasi dan Penerbangan Sipil. Mereka tetap menempatkan keselamatan dan keamanan penumpang sebagai prioritas setiap perjalanan," tulis Highlands and Islands Airports (HIAL) selaku pengelola bandara dalam pernyataannya.
Namun pelonggaran keamanan ini ditanggapi dingin oleh lembaga pembela hak kaum profesional di Inggris, Prospect. David Avery, juru bicara Prospect, menganggap keputusan ini memungkinkan tindakan teroris lebih dapat terjadi.
"Menurut saya, seharusnya ada pemberitahuan dan konsultasi publik dengan penyedia layanan secara terbuka alih-alih hanya dilakukan segelintir pihak tanpa diketahui oleh publik secara jelas," kata Avery.
Bukan cuma ditentang, keputusan ini pun ada yang mendukung. Salah satunya adalah Philip Baum, ahli keamanan penerbangan. Baum menganggap pemeriksaan rutin dan prediksi keamanan justru cenderung jadi 'musuh' keamanan yang efektif.
Menurut Baum, pemberlakuan keamanan secara ketat seperti dengan X-ray tidak diperlukan untuk bandara di pedalaman yang memiliki komunitas terbatas dan sudah diketahui perilaku sosialnya.
Sambutan hangat juga datang dari penumpang, salah satunya Claire Ross. Ia mengaku senang dengan penerapan sistem baru ini.
"Tampak baik untuk saya. Itu sangat menyenangkan. Ini hanya sebuah penerbangan kecil untuk orang lokal," kata Ross.
(end)