Pertambahan Penderita Kanker Kuras Anggaran BPJS Kesehatan

Hizkia Darmayana | CNN Indonesia
Jumat, 10 Feb 2017 16:45 WIB
Kementerian Kesehatan penyakit kanker menguras anggaran BPJS Kesehatan. Di 2015, Kemenkes harus merogoh dana hingga Rp2,2 triliun hanya untuk kanker.
Ilustrasi: Kementerian Kesehatan mengatakan bertambahnya jumlah penderita kanker di Indonesia menguras anggaran BPJS Kesehatan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan mengatakan anggaran jaminan sosial BPJS Kesehatan terkuras dari tahun ke tahun untuk membiayai penyakit kronis seperti kanker.

Kemenkes menyebut uang untuk mengobati penyakit kanker semakin meninggi. Pada 2014, data mencatat anggaran BPJS Kesehatan untuk pengobatan kanker mencapai Rp1,5 triliun.

Dan pada 2015, angka tersebut melambung mencapai Rp2,2 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada 2016, anggaran yang keluar sudah mencapai Rp2,3 triliun. Namun angka tersebut belum sampai Desember 2016," kata Niken Palupi, Kepala Subdirektorat Pengendalian Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Jumat (10/2).


Besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk mengobati kanker membuat penyakit tersebut menempati urutan ke-tiga yang menguras anggaran BPJS.

Sebagai peringkat teratas ada penyakit jantung dan kardiovaskular, sedangkan selanjutnya adalah penyakit gagal ginjal.

Kenaikan anggaran yang habis akibat kanker sejalan dengan jumlah penderita. Setiap tahun, tercatat jumlah penderita kanker terus bertambah.

Menurut data Kemenkes, pada 2016 kasus kanker tercatat sebesar 1,3 juta. Angka tersebut merangkak naik dari 2015 yaitu 1,2 juta kasus.


Selain jumlah penderita yang terus bertambah, terkurasnya anggaran BPJS Kesehatan akibat kanker disebabkan oleh pembiayaan berbagai tindakan pengobatan seperti kemoterapi dan radioterapi, serta obat immunoterapi juga dijamin oleh asuransi sosial tersebut.

"Namun untuk deteksi dini bagi orang berisiko kanker belum ditanggung oleh BPJS," kata Niken.


Data GLOBOCAN (IARC) 2012 yang dikutip oleh Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa kasus kanker tertinggi di Indonesia berbeda antara wanita dengan pria.

Kasus kanker tertinggi untuk pria Indonesia adalah kanker paru dan prostat. Sedangkan bagi perempuan, angka kasus kanker terbanyak disebabkan oleh kanker payudara, dan leher rahim atau serviks.

Kemenkes juga menyebut bahwa lebih dari 30 persen kematian akibat kanker disebabkan oleh obesitas, kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih.

(end/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER