Jakarta, CNN Indonesia -- Memberikan cokelat kepada seseorang dianggap cara yang cocok untuk mengungkapkan perasaan cinta yang tulus. Tak ayal, cokelat jadi salah satu barang wajib diberikan saat momen khusus menyatakan kasih sayang di Hari Valentine.
Budaya ini ternyata tak berlangsung tiba-tiba. Profesor Sejarah Makanan dari Warwick University Rebecca Earle mengungkapkan kepada Independent tentang asal mula cokelat jadi perlambang cinta.
Menurut Earle, sejarah itu berawal dari Era Ratu Victoria pada abad ke-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat Victoria tahu bahwa cokelat memiliki potensi sebagai alat yang dapat digunakan sebagai rayuan," kata Earle.
Buku etiket dan juga iklan yang marak saat itu, menurut Earle, mendorong adanya pandangan bahwa pertukaran cokelat antara pria dan wanita sama dengan sebuah pernyataan cinta.
Earle menjelaskan, pengiklan pada masa itu meyakinkan konsumen bahwa terdapat hubungan langsung antara jumlah uang yang dihabiskan untuk membeli cokelat dengan intensitas emosi cinta.
Produsen cokelat kemudian membuat beragam cokelat yang dikemas secara sederhana hingga yang dibalut dengan pita menyerupai pakaian yang dikenakan oleh wanita Victoria.
"Sejarahwan mencatat adanya kesamaan menarik antara kotak cokelat dengan lapisan renda, krinolin, serta sutra. Sekotak cokelat dengan berbagai bahan tambahan ini menunjukkan adanya sebuah rayuan yang tersembunyi," kata Earle.
Ketika itu cokelat dikaitkan dengan pacaran dan seks. Oleh sebab itu, buku etiket era Victoria memeringatkan bahwa wanita lajang tidak harus menerima cokelat dari pria.
Namun pada masa itu, seorang perempuan masih dianggap tabu untuk memberikan cokelat kepada pria.
(chs)